BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bani Umayah berasal dari nama Umayah
Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang
memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga
bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang
memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai
jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing
dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf.
Sesudah
datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi
permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh,
sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang
sudah masuk Islam atau yang belum. Bani Umayah baru masuk Islam setelah tidak
menemukan jalan lain, ketika Nabi Muhammad Saw dengan beribu pasukannya
menyerbu masuk Mekah. Dengan demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir
masuk agama Islam pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras
sebelum mereka masuk Islam.
Setelah
mereka masuk Islam mereka dengan segera memperlihatkan semangat kepahlawanannya
agar orang lupa terhadap sikap dan perlawanannya terhadap Islam sebelum mereka
memasukinya. Sehingga setelah masuk Islam Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa
besar terhadap Islam. Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya
Masa Khulafaur Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah
semangat politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal
kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis akhirnya
berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini
dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
kepada anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun memberikan
interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Yakni
dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap oleh Allah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan bagaimanakah peradapan
Bani Umayah ?
2.
Bagaimana Situasi Sosial dan
Dinamika Politik Sepeninggal Khalifah Ali ?
3.
Jelaskan proses Pengangkatan
Yazid dan Perubahan Sistem Pemerintahan !
4.
Bagaimana Perkembangan dan
Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah ?
5.
Jelaskan Sebab-Sebab
Keruntuhan Bani Umayah !
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
1
Memaparkan peradaban
Bani Umayah ?
2
Memaparkan Situasi Sosial dan
Dinamika Politik Sepeninggal Khalifah Ali ?
3
Memaparkan proses Pengangkatan
Yazid dan Perubahan Sistem Pemerintahan !
4
Memaparkan Perkembangan dan
Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah ?
5
Memaparkan Sebab-Sebab
Keruntuhan Bani Umayah !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban Bani Umayah
Dinasti
Bani Umayah yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90 tahun. Adapun
nama-nama kholifah yang telah memimpin adalah Muawiyah, Ibnu Abu Sofyan, Abdul
Malik Ibnu Marwan, Alwalid Ibnu Malik, Umar Ibnu Abdul Azis, Hisyam Ibnu Abdi
malik. Pada masa Walid Ibnu Abdul Malik, Thoriq Bin Ziyad pemimpin pasukan
Islam mendarat di Gibraltar (Jabal Thoriq) sehingga tentara spanyol dapat
dikalahkan yang akhirnya menguasai ibukota sepanyol (cordova). Pasukan islam
menang dengan mudah karena mendapat dukungn dari masyarakat setempat sejak lama
menderita akibat kekejaman penguasa. Wilayah kekuasaan pada masa Bani Umayah
sangat luas yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah
Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, Usbekistan, Kilkis, Asia
tengah.
Disamping
kekuasaan Islam Bani Umayah juga berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang
antara lain:
·
Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan
tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di
sepanjang jalan.
·
Menertibkan angkatan bersenjata.
·
Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang
Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam.
Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
·
Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi
sendiri .
·
Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan
pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa
Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya
diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan
keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
·
Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil
yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
·
Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah
dengan daerah lainnya.
·
Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan
masjid-masjid yang megah.
B. Situasi Sosial dan
Dinamika Politik Sepeninggal Khalifah Ali
Daulah Bani Umayah
yang ibukota pemerintahannya di Damaskus berlangsung selama 91 tahun diperintah
oleh 14 orang khalifah. Kejayaan Bani Umayah dimulai pada masa Abdul Malik dan
berakhir pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Sepeninggal Umar,
kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya tumbang. Penyebabnya adalah para
khalifah lebih mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum. Pun
demikian kemajuan-kemajuan di bidang arsitektur, kesenian dan perdagangan
berhasil dicapai pada masa Bani Umayah.
Tentunya sangat
menarik mengkaji dinamika khilafah Bani Umayah ini. Sebab selain khilafah ini
berada pada masa transisi, berbagai intrik menarik terjadi di zaman ini. Mulai
dari banyaknya khalifah yang tidak berpihak pada rakyat sampai pembunuhan
Husein bin Ali di Karbala. Semoga dengan mengkaji perkembangan Islam pada kurun
ini akan memperkaya wacana kita terutama dalam hal politik Islam.
Setelah pada tanggal 20
Ramadhan 40 H Ali ditikam oleh Ibnu Muljam, salah satu pengikut Khawarij,
kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya (Hasan bin Ali)
selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata sangat lemah, sementara
pengaruh Muawiyah semakin kuat, maka Hasan membuat perjannjian damai.
Perjanjian itu dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam suatu kepemimpinan
politik, di bawah Muawiyah bin Abi Sufiyan. Di sisi lain perjanjian itu menyebabkan Mu’awiyah menjadi
penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H, tahun persatuan itu, dikenal dalam
sejarah sebagai tahun Jama’ah (‘am al jama’ah). Dengan demikian telah
berakhirlah masa Khulafa’ur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam
sejarah politik Islam.
C. Pengangkatan Yazid
dan Perubahan Sistem Pemerintahan
Deklarasi
pengangkatan Yazid bin Muawiyah sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya
gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat. Akibatnya terjadi perang saudara
beberapa kali dan berkelanjutan. Dalam hal ini Abdurrahman bin Abu Bakar
berpendapat bahwa pengangkatan ini tak ubahnya sebuah heracliusisme, yaitu
ketika seorang heraclius meninggal akan digantikan oleh heraclius yang lain.
Pelanggaran terhadap perjanjian yang disepakati antara Hasan bin Ali dan
Muawiyah telah terjadi dalam hal ini. Sebab dalam perjanjian itu disebutkan
bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kapada umat
Islam.
Ketika
Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan
setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah,
memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara
ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin
Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pengikut Ali) melakukan konsolidasi
kekuatan kembali. Perlawanan pertama dimulai oleh Husein bin Ali. Pada tahun
680 M, ia pindah dari Makkah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang ada
di Irak. Umat Islam di daerah ini tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat
Husein sebagai khalifah. Dalam sebuah pertempuran tidak seimbang di Karbala,
sebuah daerah di dekat Kufah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri terbunuh.
Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di
Karbala.
Pemerintahan
Yazid tak henti menuai pemberotakan. Puncaknya ketika Abdullah bin Zubair dan
gerakan oposisinya yang dibina di Makkah meyatakan menolak sumpah setia
terhadap Yazid. Tentara Yazid kemudian mengepung Makkah. Dua pasukan bertemu
dan pertempuran tak dapat dihindarkan. Namun, pertempuran itu terhenti karena
Yazid wafat.
D. Perkembangan dan
Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah
Pada
masa Bani Umayah beberapa kemajuan di bebagai sektor berhasil dicapai. Antara
lain dibidang arsitektur, perdagangan, organisasi militer dan seni.
1. Arsitektur
Pada masa Bani Umayah bidang arsitektur
maju pesat. Terlihat dari bangunan-bangunan artistik serta masjid-masjid yang
memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan
gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap bangunannya. Adapun pada
masa Walid dibangun sebuah masjid agung yang terkenal dengan sebutan Masjid
Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Sedangkan kota baru yang
dibangun di zaman ini adalah Kota Kairawan. Didirikan oleh Uqbah bin Nafi ketika
dia menjabat sebagai gubernur.
2.
Organisasi militer
Di zaman ini militer dikelompokkan
menjadi 3 angkatan. Yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut
(al-bahiriyah) dan angkatan kepolisian.
3. Perdagangan
Setelah Bani Umayah berhasil
menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan jadi semakin lancar. Ibu
kota Basrah di teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur,
begitu pula kota Aden.
4. Kerajinan
Ketika khalifah Abdul Malik
menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi
yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.
E. Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah
Dinasti Bani Umayah telah hidup
kira-kira 90 tahun banyak sebab yang mengakibatkan jatuhnya Bani Umayah.
Keluarga itu telah membunuh sehingga tidak mungkin di perbaiki. Muawiyah telah
mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi turun temurun.
Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat tidak dijalankan
dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat.
Kelemahan keluarga merupakan sebab pertama dan terpenting bagi kejatuhan
Dinasti Umayah diantara khalifahnya kecuali Muawiyah dan Abdul Malik. Selain
kedua itu kholifah-kholifah yang lain telah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Untuk menghabiskan waktu kebanyakan mereka gunakan untuk berburu dan minum
anggur dan lebih sibuk dengan syair-syair dari pada dengan Qur'an dan
urusan-urusan Negara karena harta kekayaan yang melimpah dan budak yang
berlebihan sehingga melemahkan semangat hidup masyarakt arab yang masih muda.
Kelalaian
kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap
tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya
banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya
pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah
lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari
kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan
kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda
anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat
karena kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
Akhirnya
gerakan Abbasiyah memberikan pukulan mematikan terhadap imperium yang sedang
sempoyongan itu. Kaum Syiah dan para pendukung Ali juga menyokong gerakan ini.
Bahkan kaum Khowarij dan orang-orang Islam non-non Arab (Mawali) dengan piawai
ditarik kedalam gerakan ini. Abu Muslim pemimpin pemberontakn ini secara khas
sangat cocok dengan tugas yang dipercayakannya oleh Imam Abbasiyah. Karena
banyaknya dukungan itu akhirnya Bani Abbasiyah berhasil menggulingkan Bani
Umayah. Sehingga dengan jatuhnya Bani Umayah keagungan Siria dan Hegem dan
negerinya sirna mereka terlambat menyadari inti kekuatan didalam Islam telah
meninggalkan negeri mereka dan persatuan dan kesatuan dari dalam Islam
sangatlah penting didalam mempertahankan pemerintahan.
Setelah
melihat pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa jatuhnya Bani
Umayah disebabkan karena beberapa faktor. Antara lain:
- Latar belakang terbentuknya Bani
Umayah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi
pada masa Ali. Sisa-sisa Syiah dan Khowarij terus menjadi gerakan oposisi.
- Sistem
pergantian kholifah yang melalui garis keturunan lebih menekankan aspek
senioritas pengaturan tidak jelas sehingga terjadi persaingan tidak sehat
dikalangan istana.
- Sikap
hidup mewah dilingkungan istana yang mengakibatkan lemahnya pemerintahan.
- Munculnya
kekuatan baru yang dipelopori Al-Abas Ibnu Mutholib yang mendapat dukungan
penuh dari Bani Hasyim, golongan Syiah dan kaum Mawali yang merasa di
kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bani
Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu
pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di
zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang
putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti
telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah
senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf.
Daulah Bani Umayah
yang ibukota pemerintahannya di Damaskus berlangsung selama 91 tahun diperintah
oleh 14 orang khalifah. Kejayaan Bani Umayah dimulai pada masa Abdul Malik dan
berakhir pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Sepeninggal Umar,
kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya tumbang. Penyebabnya adalah para
khalifah lebih mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum. Pun
demikian kemajuan-kemajuan di bidang arsitektur, kesenian dan perdagangan
berhasil dicapai pada masa Bani Umayah.
B.
Saran
Setelah
membaca sekilas tentang sejarah berdirinya Bani Umayah, penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang peristiwa demi peristiwa yang
terjadi pada saat nerdirinya Bani Umayah tersebut. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun baik dari dosen maupun teman-teman
semua. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Mahmudunnasir,
Syed. 5005. Islam
Konsepsi Dan Sejarahnya, cet.
Pertama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hakim
Al-Afifi, Abdul. 1000 Peristiwa Dalam Islam, Pustaka Hidayah.
Yatim,
Badri. 2001. Sejarah
Peradapan Islam, Ed. Cet, 12,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nasution, Harun. 2008. Teologi Islam. Jakarta
: UI-Press.
Syalabi, A. 2003. Sejarah
dan Kebudayaan Islam. Jakarta :Pustaka Al-Husna Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar