BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk memahami expansi Islam di Arab menjadi suatu kemaharajaan yang
luas, maka penting untuk disadari bahwa penaklukan-penaklukan militer yang
membentuk kemaharajaan itu merupakan suatu praktek razia kabilah-kabilah
pengembara. Tujuan dari razia tersebut adalah untuk merampas binatang-binatang
kabilah yang diserbu. Yang biasa terjadi ialah sepasukan yang berkekuatan besar
melakukan serbuan mendadak atas sebuah kelompok yang lebih kecil.
Didalam makalah ini akan akan dibahas expansi imperium Islam(Arab) per
periode Zaman Nabi, Zaman 4 Khalif (Abubakar, Umar, Usman, dan Ali), proses
Expansi (dari Utara, Barat, dan timur), hasil yang dicapai per periode serta luas
wilayah yang dikuasai Imperium Arab, serta faktor-faktor yang mendorong
suksesnya expansi tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
expansi Imperium Islam (Arab) per periode Zaman Nabi, Zaman 4 Khlif (Abubakar,
Umar, Usman, dan Ali) !
2.
Jelaskan proses Expansi
(dari Utara, Barat, dan timur) !
3.
Apa hasil yang
dicapai per periode serta luas wilayah yang dikuasai Imperium Arab ?
4.
Apa saja
faktor-faktor yang mendorong suksesnya expansi tersebut ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memaparkan
expansi Imperium Islam (Arab) per periode Zaman Nabi, Zaman 4 Khlif (Abubakar,
Umar, Usman, dan Ali) !
2.
Memaparkan
proses Expansi (dari Utara, Barat, dan timur) !
3.
Memaparkan hasil
yang dicapai per periode serta luas wilayah yang dikuasai Imperium Arab !
4.
Memaparkan
faktor-faktor yang mendorong suksesnya expansi tersebut !
BAB II
EXPANSI IMPERIUM ARAB PER PERIODE
2.1
Zaman Nabi
Pada zaman Nabi ini secara garis besar akan dibahas
mangenai kisah hidup Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan ajaran-ajaran Islam
pada manusia di sekelilingnya. Sekitar tahun 571 M lahirlah seorang anak
laki-laki di dalam suku Kuraisi dimana suku tersebut mempunyai kedudukan yang
terhormat karena merekalah yang menjadi pelindung ka’abah. Suku Kuraisi
menyebut anak itu al-Amin (orang yang dipercaya). Didalam Quran ia bernama
Muhammad dan juga disebut Ahmad yang artinya orang yang dijunjung tinggi.
Beberapa waktu sebelum Muhammad mencapai umur 40
tahun, ia suka menarik diri dari kehidupan ramai dan berdiam untuk beberapa lam
di gua di Gunung Hira yang terletak agak diluar kota Mekkah. Disitulah ia
mendapat firman yang pertama yang diturunkan oleh Tuhan kepadanya.
Memahami dan meyakini akan tugasnya sebagai pesuruh
Allah, mulailah ia mengajarkan ajaran-ajarannya kepada manusia di
sekelilingnya. Penganut yang pertama ialah Chadijah, kemudian Abu Bakar, Ali
anak Abu Kalib paman Muhamad, kemudian Zaid bin Haritahh. Kemudian menyusul
Usman, Zubair, Abd-al Rahman, Bilal, Amar bin Yasir.
Pada tahun 628 M atau tahun 6 Hijriah pergilah Muhammad
bersama 1400 kaumnya ke tanah kelahirannya dengan maksud hendak menjiarahi
Ka’bah. Mula-mula kedatangan kaunm muslimin di Mekah dianggap sebagai tindakan
penyerangan oleh kaum Quraisj dan mereka pun bersiap untuk menahan sengan itu.
Setelah kaum muslimin mendengar akan persiapan penduduk Mekah ini mereka
berhenti di Hudaibiyah.
Di tempat inilah diadakan perjanjian yang berbunyi:
a.
Kaum muslimin
tidak meneruskan Ziarah, dan harus kembali pada tahun itu juga.
b.
Tahun yang akan
datang kaum muslimin kembali ke Mekah, akan tetapi tidak boleh tinggal di Mekah
lebih dari 3 hari.
c.
Tidak akan
mengadakan peperangan antara kedua belah pihak selama 10 tahun, dan mereka
hidup dalam damai dan aman.
d.
Apabila ada
orang dari Mekah pergi menyeberang ke Madinah maka orang ini harus diserahkan
kembali ke Mekah. Sebaliknya jika orang dari Madinah menyeberang ke Mekah ia
tidak akan diserahkan kembali kepada kaum muslim di Madinah.
e.
Suku-suku Arab
harus bersekutu dengan siapapun yang mereka kehendaki, bersekutu dengan Nabi
atau dengan Quraisj.
Pada
tahun 9 Hijriah Muhammad mengadakan perjanjian-perjanjin dengan pemimpin kaum
Kristen dari Al- Agabah dan suku-suku Yahudi di Aguah, Adhru dan Jarba di
sebelah selatan. Pada tahun 632 M atau 10 Hijriah Nabi Muhamad menjalankan
Haji. Kepergian Nabi dari Madinah ke Mekah adalah yang terakhir kalinya
bersama-sama Muhamad berkumpullah 124000 manusia yang menjalankan kewajiban
suci. Tibalah waktunya bagi Muhamad untuk mengundurkan diri. Ia telah
menunaikan tugasnya dengan sempurna. Turunlah ayat yang berarti sebagai
berikut…. Pada hari ini (Arrafah) Aku sempurnakan agamamu dan aku cukupkan
nikmatku bagimu (Surah 5 ayat 3). Sekembali Nabi dari Mekah di Madinah pada
bulan Safar Ia jatuh sakit. Pimpinan tentara yang dikirimkannya ke batas-batas
Siriah di serahkan kepada Usman bin Zaid. Kekuatan Nabi semakin berkurang dan
akhirnya pada hari senin bulan Rabi’ulawwal tahun 11 Hijriah pada waktu Ia
berusia 63 tahun wafatlah Nabi Muhammad SAW.
2.2
Zaman 4 Khalif
2.2.1
Abu Bakar (632-634)
Abu
Bakar adalah seorang yang sangat sederhana. Dalam 6 bulan yang pertama dalam
pemerintahannya pergilah ia dari Medinah ke Al-Sunh, dimana ia hidup dalam
keserhanaan dengfan istrinya Hadibah. Ia tidak menerima uang dari Negara. Semua
pekerjaan yang berhubungan dengan kenegaraan diselesaikannya di dalam ruang
depan Masjid Nabi Muhammad. Ia terkenal sebagai orang yang membawa kemenangan
bagi bangsa Arab. Ia mempersiapkan segala usaha yang berhubungan dengan
penyebaran agama Islam yang akan diadakan oleh penggantinya di kemudian hari.
Ia bertindak tegas dan keras terhadap anasir-anasir yang hendak mengeruhkan
agama. Ia juga memberantas orang-orang seperti Musailima yang mengaku dirinya
Nabi.
Sesudah
Arab di persatukan, dimulailah penyerangan untuk membebaskan Syria. Kaum
Byzantium pada masa itu menguasai Syria yang diperolehnya pada zaman Iskandar
Zulkarnain pada zaman Romawi. Penjaga Syria awalnya mengira meraka hanya
menghadapi orang Badawi yang tak bersenjatakan kuat, akan tetapi dengan segera
mereka mengetahui bahwa suatu tentara yang beriman dan mempunyai senjata baru
yaitu kecepatan. Dalam peperangan ini unta memainkan peranan yang penting.
Ketika Chalid dimintai bantuan oleh pasukan yang diancam oleh tentara
Byzantium,maka datanglah ia dengan gerakan yang cepat menyebrang gurun dan
padang pasir dari Selatan Irak, 2 minggu kemudian, di depan pintu kota Syria.
Kota ini berhasil ditaklukan setelah dikepung tentara Islam 6 bulan lamanya.
Abu
Bakar hanya memerintah 2 tahun lamanya. Setelah menunjuk gantinya dengan
persetujuan pembesar dan sahabatnya yaitu Umar, maka pada tahun 634 Abu Bakar
mangkat. Jasa-jasa yang perlu dicatat adalah:
1. Mengumpulkan surat-surat Al-Quran.
2. Expansi ke Mesopotamia.
3. Pemberantasan Nabi-nabi palsu: Tulaiha, Musailimah.
2.2.2. Umar
(634-644 M)
Pada
tahun 634 Umar menjadi kalifah menggantikan Abu Bakar. Umar adalah orang yang
sederhana dalam hidupnya. Ia lebih mirip seorang syekh bangsa Badawi yang tidak
kayak karena kesederhanaannya itu. Umar adalah kalifah yang baik. Ia mempunyai
kepercayaan yang sangat tebal, sangat adil dalam tindakan dan keputusannya,
serta sederhana dalam kehidupannya. Di samping itu, Umar mempunyai semangat
yang menyala-nyala.
Umar
hanya memiliki sehelai baju dan sehelai jubah yang sobek ketika ia masuk dengan
kemenangan dalam kota Darussalam. Umar sangat berjasa dalam penyebaran agama
Islam. Kalau Abu Bakar disebut “Le père de la victoire” dalam sejarah
perkembangan Islam, Umar adalah “l’
Organisateur de la victoire”.
Umar
dan tentara Islam mengadakan pergerakan ke negeri-negeri besar seperti
Byzantium dan Persia. Mulanya Damaskus jatuh setelah dikepung selama 6 bulan.
Kemudian dihancurkan tentara Heraclius, raja Romawi Timur, oleh tentara Islam
dibawah Chalid di lembah sungai Jarmuk yaitu pada tanggal 22 Agustus 636 M.
Dari Damascus maka tentara Islam mengadakan penyerangan ke Armenia, Mesopotamia
Utara, Georgia, serta Azerbaidsyan. Kemudian segala perhatian diarahkan ke
Persia. Pada tahun 637 M datanglah angin topan pasir yang membuat tentara
Sasanid melarikan diri dari dataran rendah yang subur dari Irak yang terletak
di sebelah barat Tigris.
Hal
itu menyebabkan tentara Islam dapat memasuki daerah Irak tanpa pertentangan.
Mereka meneruskan perjalanan dan menyebrangi sungai Tigris. Penduduk Iran
seperti Syria menerima tentara yang masuk itu dengan gembira. Tentara Persia
menarik diri ke Iran dan di daerah ini tentaraIslam membutuhkan waktu 10 tahun
untuk dapat menguasai daerah seluruhnya karena tentara Persia memang kuat dasn
teratur di sini. Akhirnya, tunduklah Persia terhadap kekuatan tentara Islam
pada tahun 634 M. Atas kemenangan yang gilang-gemilang ini Kafilah Umar menjamu
jendralnya dengan roti dan kurma, serta menjalankan shalat di dalam Masjid Nabi
di Medinah. ‘Amr bin al-As mendirikan markas besarnya di Heliopolis, yang
kemudian bernama Kairo Lama.
Dengan
jatuhnya Mesir, sebenarnya wilayah Byzantium yang terletak di sebelah Barat
tidak lagi mempunyai pertahanan. ‘Amr bin al-As bersama tentara kudanya
menyerbu terus ke sebelah Barat melalui Afrika Utara ke negeri kaum Berber di
Tripoli. Kini daerah Islam meliputi daerah yang dibatasi oleh Tripoli di
sebelah Barat dan India di sebelah Timur.
Daerah
yang seluas itu tentunya menimbulkan persoalan pemerintahan yang rumit. Untuk
itu Umar memberikan kebijaksanaan yang praktis untuk mengatasi masalah tersebut,
yaitu: seluruh daerah yang telah dikuasai oleh Islam dijadikan milik Negara,
tidak seorangpun bahkan bangsa Arab sekalipun boleh memilikinya. Untuk orang
Arab hanya disediakan negeri Arab. Daerah di luar negeri ini disediakan untuk
Islam. Orang-orang yang berdiam di daerah yang diduduki oleh tentara Islam
dikenakan pajak yang tidak tinggi, apabila mereka tidak memeluk agama Islam.
Tetapi di samping peraturan-peraturan ini bangsa-bangsa yang kalah boleh
mengtur daerahnya sendiri, pemerintahannya juga bertanggung jawab terhadap
masuknya pajak dan dapat berhubungan dengan Amir, pimpinan militer Arab yang
berkedudukan di tempat-tempat yang ada tentaranya, misalnya: Basrah, Kufah,
Damascus, Fustat (Kairo).
Tentara
pendudukan ini mendapat pembayaran dari bangsa yang telah ditaklukannya. Namun,
pihak tentara kadang merasa kurang puas dalam soal pembayaran tersebut dan hal
inilah yang merepotkan Umar. Pada tahun 644 M, Umar meninggal karena dibunuh
oleh seorang budak bangsa Persia ketika ia sedang menjalankan ibadah shalat di
dalam Masjid di Medinah.
2.2.3. Usman
(644-655 M.)
Sepeninggal Kalifah Umar pada tahun 644 M, dibentuklah
dewan yang terdiri dari 5 orang untuk menentukan siapa yang menjadi
penggantinya. Dewan pemilih ini adalah: ‘Ali ‘Usman, Abdur-Rahman bin-Awf,
Zubir, dan Sa’ad bin-Abi Waqqas. Sebenarnya anggota dewan tersebut ada 6 orang,
tetapi anggota yang ke-6 yaitu Talhah tidak datang pada waktunya di Medinah.
Pemilihan kalifah yang dijalankan kemudian jatuh pada ‘Usman dari kaum Umajjah.
Usman ini tidak mempunyai kepribadian sekuat Kalifah Abu Bakar maupun Umar. Ia
mudah dipengaruhi oleh anggota sukunya yang bertindak sebagai penasehat yang
kurang memikirkan kebesaran Negara Arab. Hal ini menyebabkan ia mendapat banyak
pertentangan apalagi setelah Aisyah ikut pula menentangnya.
Didalam negeri timbul huru-hara. Partai oposisi yang
berkedudukan di Fustat dan mempunyai pengaruh juga di Medinah menganjurkan
kepada rakyat supaya menentang Chalifah. Suatu kejadian yang perlu dicatat,
disamping keadaan yang tidak memuaskan dalam kebijaksanaan pemerintahannya
ialah Pembukuan secara resmi Kitab Quran. Tindakan ini rupanya disebabkan oleh
berlainan pandangan terhadap cara pembacaan sebagian ayat-ayat al-Quran yang
timbul dikalangan tentara yang pergi ke Armenia.
Akhirnya pada
bulan Juni tanggal 17 tahun 656 M. dalam pertentangan Usman dibunuh dengan
tusukan seorang pembunuh yang beragama Islam. Darahnya mengalir dari badannya
dan membasahi kitab Al-Quran yang ketika itu sedang dibacanya. Kejadian
tersebut merupakan permulaan dari rentetan kejadian yang makin lama makin
genting yang menunjukkan perbedaan antara pusat Negara Arab yang diperintah
oleh para kalifah dan daerah-daerah yang diduduki yang dipimpin oleh kaum
militer, yang berarti pula bahwa jatuh bangunnya Islam kini ditentukan pula
oleh kekuatan-kekuatan di luar daerah kelahiran Nabi Muhammad.
Kejadian-kejadian yang meninggalkan bekas mendalam ini berjalan terus di bawah
kalifah yang ke-4 yaitu Kalifah ‘Ali binbin Abu Talib, menantu Nabi Muhammad.
2.2.4. ‘Ali (656-661
M.)
Ketika Usman dibunuh, pada saat itu juga ‘Ali menerima
sumpah setia dari rakyat di dalam Masjid sebagai Khalifah. Kejadian tersebut
berarti penguasaan daerah Islam terpaksa terhenti unutk waktu tertentu. Dalam
perlawanan terhadap Mu’awijjah dari kaum Umayah. Ali didukung oleh
pengikut-pengikutnya yang disebut Syi’ah yang berarti partai dari keluarga Ali.
Hal tersebut menimbulkan kekecewaan sehingga mereka beranggapan bahwa 3
Khalifah yang pertama itu sebenarnya orang-orang yang tidak mempunyai hak atas
takhta Khalifah dan bahwa hanya ‘Ali dan keturunannyalah yang berhak atas
kedudukan sebagai Khalifah.
Menurut kaum Chawaridj yang berarti kaum yang berjalan
keluar,siapa saja boleh dan dapat menjadi Khalifah asal orang itu tidak ada
cacat cela dalam kehidupannya. Sebaiknya ia dipilih oleh masyarakat Islam
seluruhnya dan jika dapat diturunkan lagi. Ada pula yang beranggapan bahwa
perempuan diperbolehkan menjadi Khalifah. Di dalam partai Chawaridj ini
terdapat aliran yang tidak begitu keras dalam pandangan-pandangannya yang
dipimpin oleh Abdullah bin-Ibad dan partainya disebut Ibadiyah.
Dalam perlawanan terhadap kaum Umayyah, akhirnya kaum
Chawaridj dapat ditaklukan. Kaum Syi’ah sendiri yang selalu dikejar-kejar oleh
dinasti Umayyah maupun dinasti Abbasiyyah masih selalu mengadakan perlawanan,
kadang-kadang dikerjakan secara diam-diam oleh utusannya yang disebut kaum
da’is. Disamping kaum Syi’ah dan kaum Chawaridj terdapat golongan lain yang
besar, yaitu kaum Sunnah yang bararti mereka yang menjunjung tinggi kebiasaan
Islam seperti yang tertera di dalam hukumnya. Mereka berkeyakinan bahwa Islam
itu pada hakikatnya didukung oleh rukun Islam, yaitu: Syahadah, Shalat, Zakat,
Saum, dan Haji, demikian pula kaum Syi’ah. Lain halnya dengan kaum Chawaridj yang
menganggap bahwa jihad juga termasuk sebagai kewajiban yang baku.
2.3
Zaman Umayyah
Pada tahun 661 M. mulailah Mu’awiyyah atau Umayah
menjabat sebagai khafilah yang sekarang berkedudukan di Damaskus, di Syria.
Dengan Mu’awiyyah timbullah sifat baru di dalam kedaulatan.
Di bawah pimpinan Mu’awiyyah terdapat susunan
administrasi yang rapi di dalam masyarakat Islam. Di bawah pemerintahan
Mu’awiyyah, Islam mulai bergerak ke Timur dan ke barat yang sebagian
dilanjutkan oleh penggantinya. Dalam gerakan perluasannya, bertemulah armada
Islam dengan armada Byzantium di dekat pantai Lycyna yang berakhir dengan
kemenangan yang gemilang bagi pihak Islam.
Gerakan ke Timur yang berjalan dengan kecepatan angin
topan telah melalui sungai Amo batas antara bangsa yang berbahasa Persia dan
Turki. Kesatuan tentara yang lain bergerak ke Selatan melalui daerah yang
disebut Baktjistan kemudian menyerang dan menaklukan daerah Sind pada tahun 712
M. Serangan ini diteruskan ke Timur. Panjab-Selatan kalah dan tunduk dan
wilayah-wilayah di India terpaksa mengakui kekuatan dan kekuasaan Islam. Di
daerah inilah Islam bertemu dengan agama Buddha. Pengaruhnya kelak akan tampak
pada tasawwuf dalam agama Islam. Kalau kesatuan tentara Islam yang ke Timur dan
Selatan (Tenggara) mengalami kemenangan yang gemilang, tentara yang menuju ke
Utara terpaksa berhenti di bawah tembok yang mengelilingi kota Istambul.
Tentara yang bergerak ke Barat berjalan terus tanpa menemui perlawanan yang
kuat.
Setelah mereka menduduki Mesir pada jaman Khalifah
Umar, Afrika Utara, merupakan sebuah kota yang termasyur, yaitu Kartago telah
diduduki pula. Di bawah pimpinan Musa mereka terus menyerbu ke daerah kaum
Berber. Seluruh Afrika Utara telah menjadi daerah Islam. Dibatasi oleh selat
yang lebarnya lebih dari 20 km, terletak di sebelah Utara Afrika Barat Daya,
dimana sekarang terletak kota yang bernama Tanger, muncullah padas-padas yang
letaknya berujung di benua Eropa. Di sini telah berkembang dan berkuasa agama
Nasrani yang berpusat di Roma, di bawah pimpinan seorang Paus.
Pada bulan Juli tahun 710 mendaratlah Musa, Gubernur
Afrika Utara dengan 400 orang tentara berjalan kaki dan 100 tentara berkuda di
Pantai Jazirah Tarifa, titik terselatan benua Eropa. Kemudian Musa
memerintahkan Tarik menyerbu Spanyol dengan 7000 orang tentaranya. Kemudian
Tarik mendarat di Pantai padas yang kelak akan termasyur dengan nama
Jabl-at-Tarik. Orang Eropa menyebut Gunung Tarik itu dengan sebutan Gibraltar.
Dengan kekuatan yang makin lama makin bertambah, Tarik terus menyerbu ke dalam.
Cordova yang kelak menjadi ibukota Khalifah di Spanyol jatuh ke tangan Islam.
Maka pada tahun 711 M. dalam waktu 6 bulan, Tarik telah menundukkan setengah
negeri Spanyol. Agar jangan sampai timbul dua kekuasaan, Musa berangkat dengan
tentara yang berjumlah 10.000 orang yang semuanya terdiri dari bangsa Arab ke
Spanyol. Di dekat Toledo, berjumpalah musa dengan Tarik. Tarik ditangkap dan
disalahkan tidak mau tunduk kepada perintah Musa. Kejadian seperti itu kemudian
akan berulang dan Musa akan menempati kedudukan Tarik ketika dipanggil oleh
Khalifah al-Walid di Damaskus.
Sementara Musa dipanggil kembali, peperangan
diteruskan oleh tentara Islam. Dalam waktu 7 tahun, penduduk di seluruh Spanyol
yang mereka sebut al-Andalus, telah menjadi kenyataan. Setelah Saragossa jatuh
ke tangan mereka, mulailah mereka bergerak ke arah Utara. Al-Hur bin-Abdur
Rahman al-Tsagafi. Pengganti ke-3 dari Musa, memimpin gerakan ini, pada tahun
717 atau 718. Kemudian penyerbuan ini dilanjutkan oleh penggantinya yaitu
Al-Samh bin-Malik al-Chawlani. Pada tahun 720 jatuhlah Septemania ke tangan
Al-Samh.
Menurut Hitti, seperti halnya setiap puncat gelombang
akan berhenti pada sebuah titik mati, demikian pula halnya gelombang tentara
yang berpusat di negeri Arab dan mengalir ke barat dan timur, akhirnya datang
juga sebuah titik mati. Meskipun demikian dalam seratus tahun sesudah Muhammad
wafat daerah islam mencapai luas yang dibatasi oleh teluk Biscaye disebelah
barat dan sungai Indus disebelah timur, serta danau aral dan batas Tiongkok disebelah
utara dan dise;atan meliputi daerah Afrika utara dan Jasira Arab. Daerah yang
sangat luas itu diprintah oleh para Khalifa turun temurun dari kaum Umayyah
sampai tahun 750 M. sebab setelah ini bukan dinasti Umayyah yang memegang
tampuk kemerdekaan, akan tetapi kaum Abbasiyyahlah yang memegang kendali
pemerintahan.
2.4
Zaman Abbasiyyah
Kerajaan Abasiyah yang
berkedudukan di Bagdad, merupakan satu kerajaan yang dinisabkan kepada Abdul
Abbas paman Rasulullah SAW.Kerajaan ini terdiri atas 37 raja yang susul
menyusul.Pada masa kerajaan ini, Islam mempunyai puncak kejayaannya disegala
bidang kehidupan dan merupakan satu kerajaan Islam yang paling panjang umurnya
menurut menurut pendapat mereka kerajaan ini adalah penerus dan penyambung dari
keluarga Rasulullah SAW.Setelah Rasulullah wafat, merekalah yang berhak
menerima warisan kekuasaan dalam pemerintahan sebab Abbas adalah paman
Rasulullah SAW dan berhak mewarisi Rasulullah SAW, mereka berpendapat, bahwa
yang berhak mendapat hak warisan adalah pihak keturunan lelaki sedangkan wanita
tidak berhak mendapatkannya.Umur kerajaan ini lima kali lipat dari umur
kerajaan Umayyah.Sebenarnya kerajaan Abasiyah ini pada mulanya merupakan satu
kekuatan yang dipimpin oleh Abdul Abbas As – Saffah (132 – 136 H/750 -754 M)
yang berkedudukan di Irak, supaya dengan Iran Persia yang berjasa dalam
mendirikan kerajaan ini.
Pada masa pemerintahan
bani Abbas ini dibagi menjadi lima periode ( Bojena Gajani Stayzewska, tt: 360)
yaitu :
1. Periode pertama (132 H / 750 M-
232 H/ 847 M) periode pengaruh persia satu.
2. Periode kedua (232 H/
847 M- 334 H /945 M) periode pengaruh turki satu.
3. Periode ketiga (344 H/945 M -447H /1055 M) periode pengaruh persia dua.
4. Periode keempat (447 H/ 1055 M- 590 H/1194 M) periode pengaruh turki
kedua.
5. Periode kelima (590 H/ 1194 M- 656 H/1258 M) periode pengaruh dinasti lain,
tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Pada periode pertama
pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya ke makmuran rakyat mencapai
tingkat tinggi. Pada periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam namun setelah periode
ini berakhir pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik
meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada pemerintahan dinasti Abbasiyah ini, berbeda
dari daulau bani Umayyah, bahkan Khalifah-khalifa Abbasiyah memakai " gelar
tahta". Dengan gelar ini lebih populer dari nama yng sebenarnya. Dalam bidang
pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua
tingkat yaitu :
1.
Maktab atau kutup yaitu
lembaga pendidikan terendah tempat anak-anak mengenal pendidikan dasar.
2.
Para pelajar yang ingin
memperdalam ilmunya pergi keluar daerah.
Pada masa pemerintahan, masing – masing memiliki berbagai kemajuan dari
beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada
masing – masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.5
Proses
Ekspansi Dari Utara, Barat Dan Timur
2.5.1 Ekspansi ke Utara
Beberapa ekspansi
seperti penaklukan pulau Siprus dianggap sebagai pengecualian, karena ekspansi
laut tidak dilakukan, maka kondisi-kondiri geografis sangat membatasi arah
ekspansi Arab. Arah-arah utama ekspansi adalah ke Barat laut memasuki Suriah
dan Timur laut memasuki Irak. Dari Suriah orang dapat pergi ke selatan ke Mesir
dan kemudian terus ke Selatan ke hulu sungai Nil atau ke Barat ke Maroko, atau
ke Utara memasuki Asia kecil. Karena Suriah Utara dan Irak Utara berdekatan maka dari Irak orang dapat
pergi ke Utara memasuki bagian Timur Asia kecil, serta memasuki `Armenia dan
Transkaukasus namun arah utama ekspansi dari Irak adalah melalui Persia tetapi
karena luasnya gurun dan rintangan-rintangan lain dipusat negeri itu, rute-rute
yang diambil kebanyakan ke Timur laut yaitu laut Kaspia dan menyeberangi sungai
Oxus ke Asia Tengah Rusia atau ke Tenggara menyusuru teluk Persia.Di bagian
Timur medan Utara, walau cabang rute-rute ini menuju ke Afganistan.
Di bagian Timur medan Utaralah kaum muslimin
mengalami kemajuan besar sampai meninggalnya Usman, karena mereka telah
menduduki Azerbaijan, sebagian besar Armenia, Transkaukasus dan bagian-bagian
Georgia, selain bergerak menyusuri separuh pantai laut Kaspia ke Utara. Di
bawah Bani Umayyah tidak terjdi lagi gerakan-gerakan ke daerah ini tetapi
usaha-usaha besar dilakukan untuk mencoba menembus Asia kecil bagian Barat dan
merebut Istanbul. Setelah meninggalnya Ali maka terjadi kebiasaan Muawiyah
mengirimkan suatu pasukan penyerang tiap musim panas ka Asia kecil untuk
mengganggu pihak Bizantium. Namun meningkatnya kekuatan armadanya yang telah
mengalahkan armada Bizantium di pantai Lycia tahun 655 mendorongnya untuk
mengepung Istambul tahun 670. Namun orng-ornag Bizantium bertahan mati-matian
dan dekat dengan ibu kota mereka ternyata terlalu kuat bagi tentara Islam yang
sangat jauh dari basis mereka. Walau yang disebut terakhir berhasil membangun
markas-markas Muslim di pulau Cyzikus di laut Marmora, dan boleh dikatakan
menguasai lautan guna mengirim bala bantuan, mereka tidak mampu menembus
perbentengan Istanbul. Sekitar 677 setelah beberapa kekalahan Mualiyah memutuskan
untuk menghentikan usahanya dan berdamai dengan Bizantium.
Selama perang saudara
kedua segala tenaga dicurahkan, tetapi menjelang 692 Abdul Malik bisa mulai
menyerang lagi. Dakatakan bahwa 80.00 orang dibantu oleh 1.800 kapal mengepung
ibu kota musuh selama setahun penuh dari Agustus 716 sampai Agustus 717. Namun
sekali lagi terbukti terlalu kuat bagi para pengepung. Selain
kekalahan-kekalahan dalam pertempuran mereka juga banyak kehilangan kapal
karena tofan. Kegagalan Arab untuk mengalahkan Bizantium dalam dua kali
pengepungan di Istanbul adalah kejadian-kejadian penting dalam sejarah dunia.
2.5.2 Ekspansi Timur
Perang saudara pertama
telah menghentikan Ekpansi dan tidak ada kemajuan berati sampai setelah perang saudara kedua.Begitu
mekah direbut kembali dan perang berakhir, gubernur ditimur,al-Hajjaj, bia
menegakan kekuasannya atas propinsi timur dan mempersiapkan penaklukan-penaklukan
baru. Wakil gubernurnya di khorasan Qutaibah bin-muslim, akhirnya menyebrangi
oxus dan dalam peperangan yang berlangsung dari 706 sampai 709 menundukan
bukhara dan kemudian dari 710 sampai 712 Smharkhand.
Tahun 713 dia maju
terus ketimur ke wilayah Fargana lembah Jaxartes tengah atau Shirdaria dan
tetap disana sampai meningggalnya al-Hajjaj dalam tahun 714 menimbulkan lagi
ketidakpastian tempat-
tempat tersebut kebanyakan berada dalam wilayah Repoblik Sosialis Sovied
Usbekistan. Sekitar waktu itu juga wakil Gubernur di Basra, Muhamad bin-qadim
bergerak maju melalui Persia selatan dan Balukistan, mencapai sin tahun 711 dan
Multan di Punjab selatan 713. Di Asia Tengah dua puluh tahun berikutnya
terutama adalah priode kemunduran. Alasan utama adalh munculnya di dekat garis
terdepan Arab suatu kekuatan Turki yang besar, kaum Turkesh, dengan pasukan
berkuda yang kuat dan mobil dan tampaknya memperoleh dukungan Cina. Pada saat
yang sama penduduk setempat dan pangerannya memusuhi orang-orang Arab akibat
perlakuan yang kejam dan keras, dan tidak di tepatinya perjanjian-perjanjian.
Pertikaian-pertikaian
antar kabila-kabilah Arab pun, seperti telah disinggung di depan, mulai timbul
dalam psukan di daerah ini sehingga mengurangii
keafektifan militernya. Namun terjadi perubahan telah terbunuhnya Raja
Turkesh, karena banyaknya orang kuat ini membawa keruntuhan kenegaraan Turkesh.
Sementara itu Gubernur-gubernur Arab telah makin menghargai populasi-populasi
lokal dan menjalin persahabatan dengan tokoh-tokoh diantara mereka. Ini
memungkinkan penaklukan-penaklukan kecil selanjutnya dari kir-kira tahun 737
sampai pergolak-pergolakn dalam kerajaan Islam ekpedisi-ekpedisi keluar. Selain
dari pecahnya kekuasaan Umayyah kerajaan Islam telah mencapai wilayah terjauh
yang bisa di perintah dengan efektif dari Suriah atau Irak.
Maka
di Asia Tengah orang orang Umayyah tampaknya telah mencapai batas-batas yang
ditetapkan oleh faktor geografis dan eknis, tetapi wilayah mereka taklukan
tetap teguh beragama islam, walaupun wilayah itu jatuh kebawah kekuasaan Turki
non muslm atau Mongol. Dari waktu kewaktu ada kelompok-kelompok Turki yang
mengalir masuk ke tanah islam, tetapi hampir semua menjadi msli dan tidak suka
berpegian jauh. Selam berabat-abat agama islam tersebar keutara dan timur di
kalangan kabilah-kabilah Turki, dan bahkan menjijak kaki di Cina. Sebaliknya
dianak benua India, Ekpansi islam belum mencapai batasnya.
Pada akhir abad ke 11 las Mahmud Ghajna menyerbu ke hilir
sungai Gangga sampai Benares. Satu gerak maju diakhir abad ke 12 oleh dinasti
Gurid di ikuti oleh bangkitnya berbagaii kesultanan dan akhir Kemaharajaan Mogul,
yang dibawah para Mogul agung Akbar sampai Aurangzeb (1556-1707) memerintah
sebagian besar India. Dan ini bukan akhir dari Ekspansi, karena agama islam
telah mendominasi Indonesi dan Maleysia. Namun di india barat laut, harus lebih
ditekan pada faktor lain, kesulinan komunikasi daerah yang bergunung-gunung
antara Persia dan India. Jarak dari pusat Khalifah dan keterbatasan komunikasi
melalui pegunungan tenu saja membuat gerakan maju melintasi sungai Indus
menjadi berbahaya. Ketika tidak terjadi kemajuan, pemerintahan islam telah
makin mantap di wilayah-wilayah pegunungan, dan basis oprasi yang sebenarnya
berada di Afganistan Timur.
Ekspansi
ke Timur dari negara Islam dibawah Bani Umayyah adalah suatu kejadian yang
sangat penting dalam sejarah dunia. Ekspansi itu meletakan di bawah satu pemerintahan
propinsi-propinsi yang tadinya tergabung dalam kemaharajaan Persia Achaemania
di bawah Cyrus dan Darius, yang telah ditaklukan Alexander Agung, dan yang
kemudiian dipersatukan lagi di bawah orang-orang Parthia dan Sasania.
Walau Asia kecil yang tidak
dikuasai Persia tidak berhasil dimasukkan ke bawah Khilafah, kekurangan ini
sudah sangat diimbangi oleh penaklukan-penaklukan ke Barat memasuki Afrika dan
Spanyol. Wilayah yang tadinya merupakan kemaharajaan Persia adalah salah satu
tempat pembibitan awal peradaban manusia. Dari sini dikembangkan kebijaksanaan
dan wawasan yang terkumpul selama ribuan tahun pengalaman hidup bermasyarakat.
Wilayah yang sangat luas ini berbatasan dengan dua daerah budaya besar lain
yang hampir seluruhnya berdiri sendiri, India dan Cina. Komunikasi tidak
lancar, dengan demikian dunia Islam sampai tingkat tertentu menjadi terbuka
kepada pengaruh-pengaruh kultural dari Asia Selatan dan Timur. Pembuatan kertas
dipelajari dari Cina dan berbagai tehnik-tehnik artistik dipelajari baik dari
India maupun Cina.
2.5.3. Ekspansi Ke Barat
Dalam pemerintahan usman
orang Arab telah mencapai Tripoli di Libia. Begitu keadaan telah tenang
kembali setelah perang saudara pertama maka gerak maju kebarat di mulai lagi,
kini di bawah pinpinnan Qubah bin-Nafi. Dengan dukungan Beber dia mengalahkan
tentara Bizantium di tempat yang sekarang di Fungisia, dan tahun 670 mendirikan
Qayrawan sebagai perkemahan permanen. Dalam tahun 681, setelah sebentar di
pecat , Uqbah di beri jabatan lagi dan meminpin Eksepedisi besar kebarat yang
di beritakan sampai Atlantik, tetapi dalam perjalanan pulang, dengan kawalan
pasukan kecil, dia di sergap oleh seorang kepala suku bernama Kusylah.
Orang-orangt Berber mula-mula di bawah Kusayilah kemudian dibawah seorang
wanita yang di kenal dengan Kahina atau pendeta wanita. Orang-orang Arab
memproleh keuntungan dari perpecahan orang-orang Berber sehingga berhasil
menghancurkan kiwalisi suku-suku yang mendukung kahina, yang di kalahkan dan di
tewaskan pada tahun 702. Tanpaknya banyak
orang Berber yaga memeluk Islam dan bergabung.
Sukses
ini segera tersaingi oleh sukses lain yang lebih besar, penaklukan Spanyol.
Spanyol pada saat itu dikuasai oleh Aris Tokrasi kecil Visigoths di bawah raja
Roderick. Seorang Berber pembantu Musa bernama Tariq menyeberangi selat dengan
7000 orang kebanyakan orang Berber. Sementara raja Roderick sedang berada di
bagian Utara, orang-orang Islam berhasil memantapkan kedudukan mereka di
Algeciras. Ketika Roderick akhirnya bergerak ke Selatan untuk menghadapi
orang-orang Islam, yang sekarang diprkuat dengan tambahan 5000 orang lagi dia
dikalahkan dan terbunuh, (Juli 711), dan seluruh Spanyol sekarang terbuka bagi
orang-orang Islam.
Pada saat
penaklukan kebanyakan orang Arab adalah orang-orang kasar dari gurun yang tidak
memiliki budaya lain selain syair tradisional, dan bahkan orang-orang Berber
lebih kasar lagi. Tetapi dalam dua abad bahasa Arab telah menjadi wahana semua
budaya warisan dari Timur Tengah termasuk unsur-unsur Yunaninya, dan tanggapan
Eropa Bart terhadap kehadiran orang-orang Arab adalah suatu fakta penting dalam
kebangkitan Eropa. Pendudukan Arab atas Spanyol dan Afrika Utara juga membawa
atau paling tidak menyumbang pada terpecahnya laut tengah. Sebelumnya sudah
terpecahnya kesatuan di laut tengah barat, walau laut tengah dikuasai Bizantium
ketika penaklukan-penaklukan Arab dimulai. Walaupun orang Arab menguasai
sebagian besar di pantai-pantai utara, kecuali Spanyol, mereka hanya memiliki
pengaruh kecil dan sementara.
2.6 Hasil
Yang Dicapai Per-Periode Serta Luas Wilayah yang Dikuasai Imperium Arab.
2.6.1. Zaman Nabi
Bersama dengan kemenangan militer Islam menundukkan
hati orang-orang Mekah. Banyak yang kemudian memeluk agama Islam termasuk juga
Abu sufkian (kaum Quarisj yang terkemuka yang manantang Nabi Muhamad. Pada
tahun 9 hijriah Muhamad mengadakan perjanjian-perjanjin dengan pemimpin kaum
Kristen dari Al- Agabah dan suku-suku Yahudi di Aguah, Adhru dan Jarba di
sebelah selatan. Pada tahun 632 M atau 10 Hijriah Nabi Muhamad menjalankan
Haji. Kepergian Nabi dari Madinah ke Mekah adalah yang terakhir kalinya bersama-sama
Muhamad berkumpullah 124000 manusia yang menjalankan kewajiban suci. Tibalah
waktunya bagi Muhamad untuk mengundurkan diri. Ia telah menunaikan tugasnya
dengan sempurna. Turunlah ayat yang berarti sebagai berikut…. Pada hari ini
(Arrafah) Aku sempurnakan agamamu dan aku cukupkan nikmatku bagimu (Surah 5
ayat 3). Sekembali Nabi dari Mekah di Madinah pada bulan Safar Ia jatuh sakit.
Pimpinan tentara yang dikirimkannya ke batas-batas Siriah di serahkan kepada
Usman bin Zaid. Kekuatan Nabi semakin berkurang dan akhirnya pada hari senin
bulan Rabi’ulawwal tahun 11 Hijriah pada waktu Ia berusia 63 tahun wafatlah
Nabi Muhammad SAW.
2.6.2
Zaman 4 Khalif
2.6.2.1. Abu Bakar
Abu
Bakar hanya memerintah 2 tahun lamanya. Setelah menunjuk gantinya dengan
persetujuan pembesar dan sahabatnya yaitu Umar, maka pada tahun 634 Abu Bakar
mangkat. Jasa-jasa yang perlu dicatat adalah:
1.
Mengumpulkan surat-surat Al-Quran.
2.
Expansi ke Mesopotamia.
3.
Pemberantasan Nabi-nabi palsu: Tulaiha, Musailimah.
Wilayah
yang pernah di kuasai oleh Abu Bakar yaitu Irak bagian Selatan, Syria.
2.6.2.2. Umar
Wilayah
kekuasaannya meliputi Mesir, Byzantium bagian Barat Barat, Afrika Utara, Berber
di Tripoli. Kini daerah Islam meliputi daerah yang dibatasi oleh Tripoli di
sebelah Barat dan India di sebelah Timur.
2.6.2.3
Usman
Usman
masih melanjutkan masa pemerintahan Umar yang pada akhirnya Usman terbunuh oleh
tusukan seorang pembunuh yang beragama Islam. Darahnya mengalir dari badannya
dan membasahi kitab Al-Quran yang ketika itu sedang dibacanya.
Wilayah yang dikuasainya seperti Azerbaijan,
sebagian besar Armenia, Transkaukasus dan bagian-bagian Georgia, selain
bergerak menyusuri separuh pantai laut Kaspia ke Utara.
2.6.2.4. Ali
Ketika
Usman dibunuh, pada saat itu juga ‘Ali menerima sumpah setia dari rakyat di
dalam Masjid sebagai Khalifah. Kejadian tersebut berarti penguasaan daerah
Islam terpaksa terhenti unutk waktu tertentu. Dalam perlawanan terhadap
Mu’awijjah dari kaum Umayah. Ali didukung oleh pengikut-pengikutnya yang
disebut Syi’ah yang berarti partai dari keluarga Ali. Pada dasarnya Ali, Umar,
dan Usman masih melanjutkan masa pemerintahan Abu Bakar.
2.6.3.
Zaman Umayyah
Menurut
Hitti, seperti halnya setiap puncat gelombang akan berhenti pada sebuah titik
mati, demikian pula halnya gelombang tentara yang berpusat di negeri Arab dan
mengalir ke barat dan timur, akhirnya datang juga sebuah titik mati. Meskipun
demikian dalam seratus tahun sesudah Muhammad wafat daerah islam mencapai luas
yang dibatasi oleh teluk Biscaye disebelah barat dan sungai Indus disebelah
timur, serta danau Aral dan batas Tiongkok disebelah utara dan diselatan
meliputi daerah Afrika utara dan Jasira Arab. Daerah yang sangat luas itu diperintah
oleh para Khalifa turun temurun dari kaum Umayyah sampai tahun 750 M. Ketika
di Asia Tengah orang orang Umayyah tampaknya telah mencapai batas-batas yang
ditetapkan oleh faktor geografis dan eknis, tetapi wilayah mereka taklukan
tetap teguh beragama islam, walaupun wilayah itu jatuh kebawah kekuasaan Turki
non muslm atau Mongol. Dari waktu kewaktu ada kelompok-kelompok Turki yang
mengalir masuk ke tanah islam, tetapi hampir semua menjadi msli dan tidak suka
berpegian jauh. Selam berabat-abat agama islam tersebar keutara dan timur di
kalangan kabilah-kabilah Turki, dan bahkan menjijak kaki di Cina. Sebaliknya
dianak benua India, Ekpansi islam belum mencapai batasnya.
2.6.4.
Zaman Abbasiyyah
Pada pemerintahan dinasti Abbasiyah ini, berbeda
dari daulau bani Umayyah, bahkan Khalifah-khalifa Abbasiyah memakai " gelar
tahta". Dengan gelar ini lebih populer dari nama yng sebenarnya. Dalam bidang
pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua
tingkat yaitu :
1.
Maktab atau kutup yaitu
lembaga pendidikan terendah tempat anak-anak mengenal pendidikan dasar.
2.
Para pelajar yang ingin
memperdalam ilmunya pergi keluar daerah.
Pada masa pemerintahan, masing – masing memiliki berbagai kemajuan dari
beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada
masing – masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Wilayah
yang dikuasai pada zaman Abbasiyyah seperti Bagdad(tempat bermula dari zaman
Abbasiyyah), Turki, Persia.
2.7
Faktor-Faktor Yang Mendorong
Jalannya Expansi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Expansi
di Arab dimulai dari Barat, Timur, dan Utara secara berperiode yaitu dari
periode Zaman Nabi, Zaman 4 Kahlif seperti Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.
Beberapa
faktor yang terkait dalam ekspansi itu seperti habisnya kekuasaan Bizantium dan
Persia dan kekosongan kekuasaan yang mengikutinya, kualitas pejuang-pejuang
Arab dari gurun, dan barangkali jumlah orang Berber, penyatuan Arab melalui
agama Islam: keterampilan administratip para saudagar Mekah dan tempat-tempat
lain.
DAFTAR PUSTAKA
K. Hitti, Phlilip.1969. Dunia Arab. Jakarta: Serambi.
Subardi,
dkk.,1961. Pengantar Sejarah dan Ajaran
Islam. Jakarta : Gonaco N.V
Watt, W.
Montgomery.1990. Kejayaan Islam: Kajian
Kritis dari Tokoh Orientalis. Jogjakarta: PT. Tiara Wacana.