Sabtu, 18 Februari 2012

BERDIRINYA BANI UMAYAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
            Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf.
Sesudah datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang belum. Bani Umayah baru masuk Islam setelah tidak menemukan jalan lain, ketika Nabi Muhammad Saw dengan beribu pasukannya menyerbu masuk Mekah. Dengan demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka masuk Islam.
Setelah mereka masuk Islam mereka dengan segera memperlihatkan semangat kepahlawanannya agar orang lupa terhadap sikap dan perlawanannya terhadap Islam sebelum mereka memasukinya. Sehingga setelah masuk Islam Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa besar terhadap Islam. Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya Masa Khulafaur Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah semangat politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis akhirnya berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun memberikan interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Yakni dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap oleh Allah.


B.      Rumusan Masalah
1.      Jelaskan bagaimanakah peradapan Bani Umayah ?
2.      Bagaimana Situasi Sosial dan Dinamika Politik Sepeninggal Khalifah Ali ?
3.      Jelaskan proses Pengangkatan Yazid dan Perubahan Sistem Pemerintahan !
4.      Bagaimana Perkembangan dan Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah ?
5.      Jelaskan Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah !

C.      Tujuan Penulisan Makalah
1        Memaparkan peradaban Bani Umayah ?
2        Memaparkan Situasi Sosial dan Dinamika Politik Sepeninggal Khalifah Ali ?
3        Memaparkan proses Pengangkatan Yazid dan Perubahan Sistem Pemerintahan !
4        Memaparkan Perkembangan dan Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah ?
5        Memaparkan Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah !


BAB II
PEMBAHASAN


A.   Peradaban Bani Umayah
Dinasti Bani Umayah yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90 tahun. Adapun nama-nama kholifah yang telah memimpin adalah Muawiyah, Ibnu Abu Sofyan, Abdul Malik Ibnu Marwan, Alwalid Ibnu Malik, Umar Ibnu Abdul Azis, Hisyam Ibnu Abdi malik. Pada masa Walid Ibnu Abdul Malik, Thoriq Bin Ziyad pemimpin pasukan Islam mendarat di Gibraltar (Jabal Thoriq) sehingga tentara spanyol dapat dikalahkan yang akhirnya menguasai ibukota sepanyol (cordova). Pasukan islam menang dengan mudah karena mendapat dukungn dari masyarakat setempat sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Wilayah kekuasaan pada masa Bani Umayah sangat luas yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, Usbekistan, Kilkis, Asia tengah.
Disamping kekuasaan Islam Bani Umayah juga berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang antara lain:
·         Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
·         Menertibkan angkatan bersenjata.
·         Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
·         Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
·         Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
·         Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
·         Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
·         Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
B.   Situasi Sosial dan Dinamika Politik Sepeninggal Khalifah Ali
Daulah Bani Umayah yang ibukota pemerintahannya di Damaskus berlangsung selama 91 tahun diperintah oleh 14 orang khalifah. Kejayaan Bani Umayah dimulai pada masa Abdul Malik dan berakhir pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Sepeninggal Umar, kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya tumbang. Penyebabnya adalah para khalifah lebih mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum. Pun demikian kemajuan-kemajuan di bidang arsitektur, kesenian dan perdagangan berhasil dicapai pada masa Bani Umayah.
Tentunya sangat menarik mengkaji dinamika khilafah Bani Umayah ini. Sebab selain khilafah ini berada pada masa transisi, berbagai intrik menarik terjadi di zaman ini. Mulai dari banyaknya khalifah yang tidak berpihak pada rakyat sampai pembunuhan Husein bin Ali di Karbala. Semoga dengan mengkaji perkembangan Islam pada kurun ini akan memperkaya wacana kita terutama dalam hal politik Islam.
Setelah pada tanggal 20 Ramadhan 40 H Ali ditikam oleh Ibnu Muljam, salah satu pengikut Khawarij, kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya (Hasan bin Ali) selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata sangat lemah, sementara pengaruh Muawiyah semakin kuat, maka Hasan membuat perjannjian damai. Perjanjian itu dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam suatu kepemimpinan politik, di bawah Muawiyah bin Abi Sufiyan. Di sisi lain perjanjian itu menyebabkan Mu’awiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H, tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah sebagai tahun Jama’ah (‘am al jama’ah). Dengan demikian telah berakhirlah masa Khulafa’ur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam.
C.   Pengangkatan Yazid dan Perubahan Sistem Pemerintahan
Deklarasi pengangkatan Yazid bin Muawiyah sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat. Akibatnya terjadi perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Dalam hal ini Abdurrahman bin Abu Bakar berpendapat bahwa pengangkatan ini tak ubahnya sebuah heracliusisme, yaitu ketika seorang heraclius meninggal akan digantikan oleh heraclius yang lain. Pelanggaran terhadap perjanjian yang disepakati antara Hasan bin Ali dan Muawiyah telah terjadi dalam hal ini. Sebab dalam perjanjian itu disebutkan bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kapada umat Islam.
Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pengikut Ali) melakukan konsolidasi kekuatan kembali. Perlawanan pertama dimulai oleh Husein bin Ali. Pada tahun 680 M, ia pindah dari Makkah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang ada di Irak. Umat Islam di daerah ini tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat Husein sebagai khalifah. Dalam sebuah pertempuran tidak seimbang di Karbala, sebuah daerah di dekat Kufah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbala.
Pemerintahan Yazid tak henti menuai pemberotakan. Puncaknya ketika Abdullah bin Zubair dan gerakan oposisinya yang dibina di Makkah meyatakan menolak sumpah setia terhadap Yazid. Tentara Yazid kemudian mengepung Makkah. Dua pasukan bertemu dan pertempuran tak dapat dihindarkan. Namun, pertempuran itu terhenti karena Yazid wafat.

D.   Perkembangan dan Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah
Pada masa Bani Umayah beberapa kemajuan di bebagai sektor berhasil dicapai. Antara lain dibidang arsitektur, perdagangan, organisasi militer dan seni.
1.      Arsitektur
Pada masa Bani Umayah bidang arsitektur maju pesat. Terlihat dari bangunan-bangunan artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap bangunannya. Adapun pada masa Walid dibangun sebuah masjid agung yang terkenal dengan sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Sedangkan kota baru yang dibangun di zaman ini adalah Kota Kairawan. Didirikan oleh Uqbah bin Nafi ketika dia menjabat sebagai gubernur.
2.            Organisasi militer
Di zaman ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan. Yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (al-bahiriyah) dan angkatan kepolisian.

3.   Perdagangan
Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan jadi semakin lancar. Ibu kota Basrah di teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula kota Aden.
4.   Kerajinan
Ketika khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.

E.   Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah
             Dinasti Bani Umayah telah hidup kira-kira 90 tahun banyak sebab yang mengakibatkan jatuhnya Bani Umayah. Keluarga itu telah membunuh sehingga tidak mungkin di perbaiki. Muawiyah telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi turun temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat tidak dijalankan dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat. Kelemahan keluarga merupakan sebab pertama dan terpenting bagi kejatuhan Dinasti Umayah diantara khalifahnya kecuali Muawiyah dan Abdul Malik. Selain kedua itu kholifah-kholifah yang lain telah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran. Untuk menghabiskan waktu kebanyakan mereka gunakan untuk berburu dan minum anggur dan lebih sibuk dengan syair-syair dari pada dengan Qur'an dan urusan-urusan Negara karena harta kekayaan yang melimpah dan budak yang berlebihan sehingga melemahkan semangat hidup masyarakt arab yang masih muda.
Kelalaian kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
Akhirnya gerakan Abbasiyah memberikan pukulan mematikan terhadap imperium yang sedang sempoyongan itu. Kaum Syiah dan para pendukung Ali juga menyokong gerakan ini. Bahkan kaum Khowarij dan orang-orang Islam non-non Arab (Mawali) dengan piawai ditarik kedalam gerakan ini. Abu Muslim pemimpin pemberontakn ini secara khas sangat cocok dengan tugas yang dipercayakannya oleh Imam Abbasiyah. Karena banyaknya dukungan itu akhirnya Bani Abbasiyah berhasil menggulingkan Bani Umayah. Sehingga dengan jatuhnya Bani Umayah keagungan Siria dan Hegem dan negerinya sirna mereka terlambat menyadari inti kekuatan didalam Islam telah meninggalkan negeri mereka dan persatuan dan kesatuan dari dalam Islam sangatlah penting didalam mempertahankan pemerintahan.
Setelah melihat pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa jatuhnya Bani Umayah disebabkan karena beberapa faktor. Antara lain:
  • Latar belakang terbentuknya Bani Umayah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Ali. Sisa-sisa Syiah dan Khowarij terus menjadi gerakan oposisi.
  • Sistem pergantian kholifah yang melalui garis keturunan lebih menekankan aspek senioritas pengaturan tidak jelas sehingga terjadi persaingan tidak sehat dikalangan istana.
  • Sikap hidup mewah dilingkungan istana yang mengakibatkan lemahnya pemerintahan.
  • Munculnya kekuatan baru yang dipelopori Al-Abas Ibnu Mutholib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syiah dan kaum Mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayah.
          
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf.
Daulah Bani Umayah yang ibukota pemerintahannya di Damaskus berlangsung selama 91 tahun diperintah oleh 14 orang khalifah. Kejayaan Bani Umayah dimulai pada masa Abdul Malik dan berakhir pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Sepeninggal Umar, kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya tumbang. Penyebabnya adalah para khalifah lebih mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum. Pun demikian kemajuan-kemajuan di bidang arsitektur, kesenian dan perdagangan berhasil dicapai pada masa Bani Umayah.

B.      Saran
Setelah membaca sekilas tentang sejarah berdirinya Bani Umayah, penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang peristiwa demi peristiwa yang terjadi pada saat nerdirinya Bani Umayah tersebut. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun baik dari dosen maupun teman-teman semua. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Mahmudunnasir, Syed. 5005. Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, cet. Pertama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hakim Al-Afifi, Abdul. 1000 Peristiwa Dalam Islam, Pustaka Hidayah.
Yatim, Badri. 2001. Sejarah Peradapan Islam, Ed. Cet, 12, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nasution, Harun. 2008. Teologi Islam. Jakarta : UI-Press.
Syalabi, A. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta :Pustaka Al-Husna Baru.

Jumat, 10 Februari 2012

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN IMPERIUM ISLAM (ARAB)


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Untuk memahami expansi Islam di Arab menjadi suatu kemaharajaan yang luas, maka penting untuk disadari bahwa penaklukan-penaklukan militer yang membentuk kemaharajaan itu merupakan suatu praktek razia kabilah-kabilah pengembara. Tujuan dari razia tersebut adalah untuk merampas binatang-binatang kabilah yang diserbu. Yang biasa terjadi ialah sepasukan yang berkekuatan besar melakukan serbuan mendadak atas sebuah kelompok yang lebih kecil.
Didalam makalah ini akan akan dibahas expansi imperium Islam(Arab) per periode Zaman Nabi, Zaman 4 Khalif (Abubakar, Umar, Usman, dan Ali), proses Expansi (dari Utara, Barat, dan timur), hasil yang dicapai per periode serta luas wilayah yang dikuasai Imperium Arab, serta faktor-faktor yang mendorong suksesnya expansi tersebut.
B.                 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana expansi Imperium Islam (Arab) per periode Zaman Nabi, Zaman 4 Khlif (Abubakar, Umar, Usman, dan Ali) !
2.      Jelaskan proses Expansi (dari Utara, Barat, dan timur) !
3.      Apa hasil yang dicapai per periode serta luas wilayah yang dikuasai Imperium Arab ?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mendorong suksesnya expansi tersebut ?
C.                Tujuan Penulisan
1.      Memaparkan expansi Imperium Islam (Arab) per periode Zaman Nabi, Zaman 4 Khlif (Abubakar, Umar, Usman, dan Ali) !
2.      Memaparkan proses Expansi (dari Utara, Barat, dan timur) !
3.      Memaparkan hasil yang dicapai per periode serta luas wilayah yang dikuasai Imperium Arab !
4.      Memaparkan faktor-faktor yang mendorong suksesnya expansi tersebut !
BAB II
EXPANSI IMPERIUM ARAB PER PERIODE

2.1              Zaman Nabi
Pada zaman Nabi ini secara garis besar akan dibahas mangenai kisah hidup Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan ajaran-ajaran Islam pada manusia di sekelilingnya. Sekitar tahun 571 M lahirlah seorang anak laki-laki di dalam suku Kuraisi dimana suku tersebut mempunyai kedudukan yang terhormat karena merekalah yang menjadi pelindung ka’abah. Suku Kuraisi menyebut anak itu al-Amin (orang yang dipercaya). Didalam Quran ia bernama Muhammad dan juga disebut Ahmad yang artinya orang yang dijunjung tinggi.
Beberapa waktu sebelum Muhammad mencapai umur 40 tahun, ia suka menarik diri dari kehidupan ramai dan berdiam untuk beberapa lam di gua di Gunung Hira yang terletak agak diluar kota Mekkah. Disitulah ia mendapat firman yang pertama yang diturunkan oleh Tuhan kepadanya.
Memahami dan meyakini akan tugasnya sebagai pesuruh Allah, mulailah ia mengajarkan ajaran-ajarannya kepada manusia di sekelilingnya. Penganut yang pertama ialah Chadijah, kemudian Abu Bakar, Ali anak Abu Kalib paman Muhamad, kemudian Zaid bin Haritahh. Kemudian menyusul Usman, Zubair, Abd-al Rahman, Bilal, Amar bin Yasir.
Pada tahun 628 M atau tahun 6 Hijriah pergilah Muhammad bersama 1400 kaumnya ke tanah kelahirannya dengan maksud hendak menjiarahi Ka’bah. Mula-mula kedatangan kaunm muslimin di Mekah dianggap sebagai tindakan penyerangan oleh kaum Quraisj dan mereka pun bersiap untuk menahan sengan itu. Setelah kaum muslimin mendengar akan persiapan penduduk Mekah ini mereka berhenti di Hudaibiyah.



Di tempat inilah diadakan perjanjian yang berbunyi:
a.       Kaum muslimin tidak meneruskan Ziarah, dan harus kembali pada tahun itu juga.
b.      Tahun yang akan datang kaum muslimin kembali ke Mekah, akan tetapi tidak boleh tinggal di Mekah lebih dari 3 hari.
c.       Tidak akan mengadakan peperangan antara kedua belah pihak selama 10 tahun, dan mereka hidup dalam damai dan aman.
d.      Apabila ada orang dari Mekah pergi menyeberang ke Madinah maka orang ini harus diserahkan kembali ke Mekah. Sebaliknya jika orang dari Madinah menyeberang ke Mekah ia tidak akan diserahkan kembali kepada kaum muslim di Madinah.
e.       Suku-suku Arab harus bersekutu dengan siapapun yang mereka kehendaki, bersekutu dengan Nabi atau dengan Quraisj.
Pada tahun 9 Hijriah Muhammad mengadakan perjanjian-perjanjin dengan pemimpin kaum Kristen dari Al- Agabah dan suku-suku Yahudi di Aguah, Adhru dan Jarba di sebelah selatan. Pada tahun 632 M atau 10 Hijriah Nabi Muhamad menjalankan Haji. Kepergian Nabi dari Madinah ke Mekah adalah yang terakhir kalinya bersama-sama Muhamad berkumpullah 124000 manusia yang menjalankan kewajiban suci. Tibalah waktunya bagi Muhamad untuk mengundurkan diri. Ia telah menunaikan tugasnya dengan sempurna. Turunlah ayat yang berarti sebagai berikut…. Pada hari ini (Arrafah) Aku sempurnakan agamamu dan aku cukupkan nikmatku bagimu (Surah 5 ayat 3). Sekembali Nabi dari Mekah di Madinah pada bulan Safar Ia jatuh sakit. Pimpinan tentara yang dikirimkannya ke batas-batas Siriah di serahkan kepada Usman bin Zaid. Kekuatan Nabi semakin berkurang dan akhirnya pada hari senin bulan Rabi’ulawwal tahun 11 Hijriah pada waktu Ia berusia 63 tahun wafatlah Nabi Muhammad SAW.



2.2              Zaman 4 Khalif
2.2.1        Abu Bakar (632-634)
Abu Bakar adalah seorang yang sangat sederhana. Dalam 6 bulan yang pertama dalam pemerintahannya pergilah ia dari Medinah ke Al-Sunh, dimana ia hidup dalam keserhanaan dengfan istrinya Hadibah. Ia tidak menerima uang dari Negara. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan kenegaraan diselesaikannya di dalam ruang depan Masjid Nabi Muhammad. Ia terkenal sebagai orang yang membawa kemenangan bagi bangsa Arab. Ia mempersiapkan segala usaha yang berhubungan dengan penyebaran agama Islam yang akan diadakan oleh penggantinya di kemudian hari. Ia bertindak tegas dan keras terhadap anasir-anasir yang hendak mengeruhkan agama. Ia juga memberantas orang-orang seperti Musailima yang mengaku dirinya Nabi.
Sesudah Arab di persatukan, dimulailah penyerangan untuk membebaskan Syria. Kaum Byzantium pada masa itu menguasai Syria yang diperolehnya pada zaman Iskandar Zulkarnain pada zaman Romawi. Penjaga Syria awalnya mengira meraka hanya menghadapi orang Badawi yang tak bersenjatakan kuat, akan tetapi dengan segera mereka mengetahui bahwa suatu tentara yang beriman dan mempunyai senjata baru yaitu kecepatan. Dalam peperangan ini unta memainkan peranan yang penting. Ketika Chalid dimintai bantuan oleh pasukan yang diancam oleh tentara Byzantium,maka datanglah ia dengan gerakan yang cepat menyebrang gurun dan padang pasir dari Selatan Irak, 2 minggu kemudian, di depan pintu kota Syria. Kota ini berhasil ditaklukan setelah dikepung tentara Islam 6 bulan lamanya.
Abu Bakar hanya memerintah 2 tahun lamanya. Setelah menunjuk gantinya dengan persetujuan pembesar dan sahabatnya yaitu Umar, maka pada tahun 634 Abu Bakar mangkat. Jasa-jasa yang perlu dicatat adalah:
1. Mengumpulkan surat-surat Al-Quran.
2. Expansi ke Mesopotamia.
3. Pemberantasan Nabi-nabi palsu: Tulaiha, Musailimah.

2.2.2.  Umar (634-644 M)
Pada tahun 634 Umar menjadi kalifah menggantikan Abu Bakar. Umar adalah orang yang sederhana dalam hidupnya. Ia lebih mirip seorang syekh bangsa Badawi yang tidak kayak karena kesederhanaannya itu. Umar adalah kalifah yang baik. Ia mempunyai kepercayaan yang sangat tebal, sangat adil dalam tindakan dan keputusannya, serta sederhana dalam kehidupannya. Di samping itu, Umar mempunyai semangat yang menyala-nyala.
Umar hanya memiliki sehelai baju dan sehelai jubah yang sobek ketika ia masuk dengan kemenangan dalam kota Darussalam. Umar sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam. Kalau Abu Bakar disebut “Le père de la victoire” dalam sejarah perkembangan Islam, Umar adalah  “l’ Organisateur de la victoire”.
Umar dan tentara Islam mengadakan pergerakan ke negeri-negeri besar seperti Byzantium dan Persia. Mulanya Damaskus jatuh setelah dikepung selama 6 bulan. Kemudian dihancurkan tentara Heraclius, raja Romawi Timur, oleh tentara Islam dibawah Chalid di lembah sungai Jarmuk yaitu pada tanggal 22 Agustus 636 M. Dari Damascus maka tentara Islam mengadakan penyerangan ke Armenia, Mesopotamia Utara, Georgia, serta Azerbaidsyan. Kemudian segala perhatian diarahkan ke Persia. Pada tahun 637 M datanglah angin topan pasir yang membuat tentara Sasanid melarikan diri dari dataran rendah yang subur dari Irak yang terletak di sebelah barat Tigris.
Hal itu menyebabkan tentara Islam dapat memasuki daerah Irak tanpa pertentangan. Mereka meneruskan perjalanan dan menyebrangi sungai Tigris. Penduduk Iran seperti Syria menerima tentara yang masuk itu dengan gembira. Tentara Persia menarik diri ke Iran dan di daerah ini tentaraIslam membutuhkan waktu 10 tahun untuk dapat menguasai daerah seluruhnya karena tentara Persia memang kuat dasn teratur di sini. Akhirnya, tunduklah Persia terhadap kekuatan tentara Islam pada tahun 634 M. Atas kemenangan yang gilang-gemilang ini Kafilah Umar menjamu jendralnya dengan roti dan kurma, serta menjalankan shalat di dalam Masjid Nabi di Medinah. ‘Amr bin al-As mendirikan markas besarnya di Heliopolis, yang kemudian bernama Kairo Lama.
Dengan jatuhnya Mesir, sebenarnya wilayah Byzantium yang terletak di sebelah Barat tidak lagi mempunyai pertahanan. ‘Amr bin al-As bersama tentara kudanya menyerbu terus ke sebelah Barat melalui Afrika Utara ke negeri kaum Berber di Tripoli. Kini daerah Islam meliputi daerah yang dibatasi oleh Tripoli di sebelah Barat dan India di sebelah Timur.
Daerah yang seluas itu tentunya menimbulkan persoalan pemerintahan yang rumit. Untuk itu Umar memberikan kebijaksanaan yang praktis untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu: seluruh daerah yang telah dikuasai oleh Islam dijadikan milik Negara, tidak seorangpun bahkan bangsa Arab sekalipun boleh memilikinya. Untuk orang Arab hanya disediakan negeri Arab. Daerah di luar negeri ini disediakan untuk Islam. Orang-orang yang berdiam di daerah yang diduduki oleh tentara Islam dikenakan pajak yang tidak tinggi, apabila mereka tidak memeluk agama Islam. Tetapi di samping peraturan-peraturan ini bangsa-bangsa yang kalah boleh mengtur daerahnya sendiri, pemerintahannya juga bertanggung jawab terhadap masuknya pajak dan dapat berhubungan dengan Amir, pimpinan militer Arab yang berkedudukan di tempat-tempat yang ada tentaranya, misalnya: Basrah, Kufah, Damascus, Fustat (Kairo).
Tentara pendudukan ini mendapat pembayaran dari bangsa yang telah ditaklukannya. Namun, pihak tentara kadang merasa kurang puas dalam soal pembayaran tersebut dan hal inilah yang merepotkan Umar. Pada tahun 644 M, Umar meninggal karena dibunuh oleh seorang budak bangsa Persia ketika ia sedang menjalankan ibadah shalat di dalam Masjid di Medinah.
2.2.3.      Usman (644-655 M.)
Sepeninggal Kalifah Umar pada tahun 644 M, dibentuklah dewan yang terdiri dari 5 orang untuk menentukan siapa yang menjadi penggantinya. Dewan pemilih ini adalah: ‘Ali ‘Usman, Abdur-Rahman bin-Awf, Zubir, dan Sa’ad bin-Abi Waqqas. Sebenarnya anggota dewan tersebut ada 6 orang, tetapi anggota yang ke-6 yaitu Talhah tidak datang pada waktunya di Medinah. Pemilihan kalifah yang dijalankan kemudian jatuh pada ‘Usman dari kaum Umajjah. Usman ini tidak mempunyai kepribadian sekuat Kalifah Abu Bakar maupun Umar. Ia mudah dipengaruhi oleh anggota sukunya yang bertindak sebagai penasehat yang kurang memikirkan kebesaran Negara Arab. Hal ini menyebabkan ia mendapat banyak pertentangan apalagi setelah Aisyah ikut pula menentangnya.
Didalam negeri timbul huru-hara. Partai oposisi yang berkedudukan di Fustat dan mempunyai pengaruh juga di Medinah menganjurkan kepada rakyat supaya menentang Chalifah. Suatu kejadian yang perlu dicatat, disamping keadaan yang tidak memuaskan dalam kebijaksanaan pemerintahannya ialah Pembukuan secara resmi Kitab Quran. Tindakan ini rupanya disebabkan oleh berlainan pandangan terhadap cara pembacaan sebagian ayat-ayat al-Quran yang timbul dikalangan tentara yang pergi ke Armenia.
Akhirnya  pada bulan Juni tanggal 17 tahun 656 M. dalam pertentangan Usman dibunuh dengan tusukan seorang pembunuh yang beragama Islam. Darahnya mengalir dari badannya dan membasahi kitab Al-Quran yang ketika itu sedang dibacanya. Kejadian tersebut merupakan permulaan dari rentetan kejadian yang makin lama makin genting yang menunjukkan perbedaan antara pusat Negara Arab yang diperintah oleh para kalifah dan daerah-daerah yang diduduki yang dipimpin oleh kaum militer, yang berarti pula bahwa jatuh bangunnya Islam kini ditentukan pula oleh kekuatan-kekuatan di luar daerah kelahiran Nabi Muhammad. Kejadian-kejadian yang meninggalkan bekas mendalam ini berjalan terus di bawah kalifah yang ke-4 yaitu Kalifah ‘Ali binbin Abu Talib, menantu Nabi Muhammad.
2.2.4.      ‘Ali (656-661 M.)
Ketika Usman dibunuh, pada saat itu juga ‘Ali menerima sumpah setia dari rakyat di dalam Masjid sebagai Khalifah. Kejadian tersebut berarti penguasaan daerah Islam terpaksa terhenti unutk waktu tertentu. Dalam perlawanan terhadap Mu’awijjah dari kaum Umayah. Ali didukung oleh pengikut-pengikutnya yang disebut Syi’ah yang berarti partai dari keluarga Ali. Hal tersebut menimbulkan kekecewaan sehingga mereka beranggapan bahwa 3 Khalifah yang pertama itu sebenarnya orang-orang yang tidak mempunyai hak atas takhta Khalifah dan bahwa hanya ‘Ali dan keturunannyalah yang berhak atas kedudukan sebagai Khalifah.
Menurut kaum Chawaridj yang berarti kaum yang berjalan keluar,siapa saja boleh dan dapat menjadi Khalifah asal orang itu tidak ada cacat cela dalam kehidupannya. Sebaiknya ia dipilih oleh masyarakat Islam seluruhnya dan jika dapat diturunkan lagi. Ada pula yang beranggapan bahwa perempuan diperbolehkan menjadi Khalifah. Di dalam partai Chawaridj ini terdapat aliran yang tidak begitu keras dalam pandangan-pandangannya yang dipimpin oleh Abdullah bin-Ibad dan partainya disebut Ibadiyah.
Dalam perlawanan terhadap kaum Umayyah, akhirnya kaum Chawaridj dapat ditaklukan. Kaum Syi’ah sendiri yang selalu dikejar-kejar oleh dinasti Umayyah maupun dinasti Abbasiyyah masih selalu mengadakan perlawanan, kadang-kadang dikerjakan secara diam-diam oleh utusannya yang disebut kaum da’is. Disamping kaum Syi’ah dan kaum Chawaridj terdapat golongan lain yang besar, yaitu kaum Sunnah yang bararti mereka yang menjunjung tinggi kebiasaan Islam seperti yang tertera di dalam hukumnya. Mereka berkeyakinan bahwa Islam itu pada hakikatnya didukung oleh rukun Islam, yaitu: Syahadah, Shalat, Zakat, Saum, dan Haji, demikian pula kaum Syi’ah. Lain halnya dengan kaum Chawaridj yang menganggap bahwa jihad juga termasuk sebagai kewajiban yang baku.
2.3              Zaman Umayyah
Pada tahun 661 M. mulailah Mu’awiyyah atau Umayah menjabat sebagai khafilah yang sekarang berkedudukan di Damaskus, di Syria. Dengan Mu’awiyyah timbullah sifat baru di dalam kedaulatan.
Di bawah pimpinan Mu’awiyyah terdapat susunan administrasi yang rapi di dalam masyarakat Islam. Di bawah pemerintahan Mu’awiyyah, Islam mulai bergerak ke Timur dan ke barat yang sebagian dilanjutkan oleh penggantinya. Dalam gerakan perluasannya, bertemulah armada Islam dengan armada Byzantium di dekat pantai Lycyna yang berakhir dengan kemenangan yang gemilang bagi pihak Islam.
Gerakan ke Timur yang berjalan dengan kecepatan angin topan telah melalui sungai Amo batas antara bangsa yang berbahasa Persia dan Turki. Kesatuan tentara yang lain bergerak ke Selatan melalui daerah yang disebut Baktjistan kemudian menyerang dan menaklukan daerah Sind pada tahun 712 M. Serangan ini diteruskan ke Timur. Panjab-Selatan kalah dan tunduk dan wilayah-wilayah di India terpaksa mengakui kekuatan dan kekuasaan Islam. Di daerah inilah Islam bertemu dengan agama Buddha. Pengaruhnya kelak akan tampak pada tasawwuf dalam agama Islam. Kalau kesatuan tentara Islam yang ke Timur dan Selatan (Tenggara) mengalami kemenangan yang gemilang, tentara yang menuju ke Utara terpaksa berhenti di bawah tembok yang mengelilingi kota Istambul. Tentara yang bergerak ke Barat berjalan terus tanpa menemui perlawanan yang kuat.
Setelah mereka menduduki Mesir pada jaman Khalifah Umar, Afrika Utara, merupakan sebuah kota yang termasyur, yaitu Kartago telah diduduki pula. Di bawah pimpinan Musa mereka terus menyerbu ke daerah kaum Berber. Seluruh Afrika Utara telah menjadi daerah Islam. Dibatasi oleh selat yang lebarnya lebih dari 20 km, terletak di sebelah Utara Afrika Barat Daya, dimana sekarang terletak kota yang bernama Tanger, muncullah padas-padas yang letaknya berujung di benua Eropa. Di sini telah berkembang dan berkuasa agama Nasrani yang berpusat di Roma, di bawah pimpinan seorang Paus.
Pada bulan Juli tahun 710 mendaratlah Musa, Gubernur Afrika Utara dengan 400 orang tentara berjalan kaki dan 100 tentara berkuda di Pantai Jazirah Tarifa, titik terselatan benua Eropa. Kemudian Musa memerintahkan Tarik menyerbu Spanyol dengan 7000 orang tentaranya. Kemudian Tarik mendarat di Pantai padas yang kelak akan termasyur dengan nama Jabl-at-Tarik. Orang Eropa menyebut Gunung Tarik itu dengan sebutan Gibraltar. Dengan kekuatan yang makin lama makin bertambah, Tarik terus menyerbu ke dalam. Cordova yang kelak menjadi ibukota Khalifah di Spanyol jatuh ke tangan Islam. Maka pada tahun 711 M. dalam waktu 6 bulan, Tarik telah menundukkan setengah negeri Spanyol. Agar jangan sampai timbul dua kekuasaan, Musa berangkat dengan tentara yang berjumlah 10.000 orang yang semuanya terdiri dari bangsa Arab ke Spanyol. Di dekat Toledo, berjumpalah musa dengan Tarik. Tarik ditangkap dan disalahkan tidak mau tunduk kepada perintah Musa. Kejadian seperti itu kemudian akan berulang dan Musa akan menempati kedudukan Tarik ketika dipanggil oleh Khalifah al-Walid di Damaskus.
Sementara Musa dipanggil kembali, peperangan diteruskan oleh tentara Islam. Dalam waktu 7 tahun, penduduk di seluruh Spanyol yang mereka sebut al-Andalus, telah menjadi kenyataan. Setelah Saragossa jatuh ke tangan mereka, mulailah mereka bergerak ke arah Utara. Al-Hur bin-Abdur Rahman al-Tsagafi. Pengganti ke-3 dari Musa, memimpin gerakan ini, pada tahun 717 atau 718. Kemudian penyerbuan ini dilanjutkan oleh penggantinya yaitu Al-Samh bin-Malik al-Chawlani. Pada tahun 720 jatuhlah Septemania ke tangan Al-Samh.
Menurut Hitti, seperti halnya setiap puncat gelombang akan berhenti pada sebuah titik mati, demikian pula halnya gelombang tentara yang berpusat di negeri Arab dan mengalir ke barat dan timur, akhirnya datang juga sebuah titik mati. Meskipun demikian dalam seratus tahun sesudah Muhammad wafat daerah islam mencapai luas yang dibatasi oleh teluk Biscaye disebelah barat dan sungai Indus disebelah timur, serta danau aral dan batas Tiongkok disebelah utara dan dise;atan meliputi daerah Afrika utara dan Jasira Arab. Daerah yang sangat luas itu diprintah oleh para Khalifa turun temurun dari kaum Umayyah sampai tahun 750 M. sebab setelah ini bukan dinasti Umayyah yang memegang tampuk kemerdekaan, akan tetapi kaum Abbasiyyahlah yang memegang kendali pemerintahan.
2.4              Zaman Abbasiyyah
Kerajaan Abasiyah yang berkedudukan di Bagdad, merupakan satu kerajaan yang dinisabkan kepada Abdul Abbas paman Rasulullah SAW.Kerajaan ini terdiri atas 37 raja yang susul menyusul.Pada masa kerajaan ini, Islam mempunyai puncak kejayaannya disegala bidang kehidupan dan merupakan satu kerajaan Islam yang paling panjang umurnya menurut menurut pendapat mereka kerajaan ini adalah penerus dan penyambung dari keluarga Rasulullah SAW.Setelah Rasulullah wafat, merekalah yang berhak menerima warisan kekuasaan dalam pemerintahan sebab Abbas adalah paman Rasulullah SAW dan berhak mewarisi Rasulullah SAW, mereka berpendapat, bahwa yang berhak mendapat hak warisan adalah pihak keturunan lelaki sedangkan wanita tidak berhak mendapatkannya.Umur kerajaan ini lima kali lipat dari umur kerajaan Umayyah.Sebenarnya kerajaan Abasiyah ini pada mulanya merupakan satu kekuatan yang dipimpin oleh Abdul Abbas As – Saffah (132 – 136 H/750 -754 M) yang berkedudukan di Irak, supaya dengan Iran Persia yang berjasa dalam mendirikan kerajaan ini.
Pada masa pemerintahan bani Abbas ini dibagi menjadi lima periode ( Bojena Gajani Stayzewska, tt: 360) yaitu :
1. Periode pertama (132 H / 750 M- 232 H/ 847 M) periode pengaruh persia satu.
2.
Periode kedua (232 H/ 847 M- 334 H /945 M) periode pengaruh turki satu.
3. Periode ketiga (344 H/945 M -447H /1055 M) periode pengaruh persia dua.
4. Periode keempat (447 H/ 1055 M- 590 H/1194 M) periode pengaruh turki kedua.
5. Periode kelima (590 H/ 1194 M- 656 H/1258 M) periode pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya ke makmuran rakyat mencapai tingkat tinggi. Pada periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam namun setelah periode ini berakhir pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada pemerintahan dinasti Abbasiyah ini, berbeda dari daulau bani Umayyah, bahkan Khalifah-khalifa Abbasiyah memakai " gelar tahta". Dengan gelar ini lebih populer dari nama yng sebenarnya.  Dalam bidang pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua tingkat yaitu : 
1.        Maktab atau kutup yaitu lembaga pendidikan terendah tempat anak-anak mengenal pendidikan dasar.
2.        Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya pergi keluar daerah.
Pada masa pemerintahan, masing – masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada masing – masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.5              Proses Ekspansi Dari Utara, Barat Dan Timur
2.5.1    Ekspansi ke Utara
Beberapa ekspansi seperti penaklukan pulau Siprus dianggap sebagai pengecualian, karena ekspansi laut tidak dilakukan, maka kondisi-kondiri geografis sangat membatasi arah ekspansi Arab. Arah-arah utama ekspansi adalah ke Barat laut memasuki Suriah dan Timur laut memasuki Irak. Dari Suriah orang dapat pergi ke selatan ke Mesir dan kemudian terus ke Selatan ke hulu sungai Nil atau ke Barat ke Maroko, atau ke Utara memasuki Asia kecil. Karena Suriah Utara dan Irak  Utara berdekatan maka dari Irak orang dapat pergi ke Utara memasuki bagian Timur Asia kecil, serta memasuki `Armenia dan Transkaukasus namun arah utama ekspansi dari Irak adalah melalui Persia tetapi karena luasnya gurun dan rintangan-rintangan lain dipusat negeri itu, rute-rute yang diambil kebanyakan ke Timur laut yaitu laut Kaspia dan menyeberangi sungai Oxus ke Asia Tengah Rusia atau ke Tenggara menyusuru teluk Persia.Di bagian Timur medan Utara, walau cabang rute-rute ini menuju ke Afganistan.
Di  bagian Timur medan Utaralah kaum muslimin mengalami kemajuan besar sampai meninggalnya Usman, karena mereka telah menduduki Azerbaijan, sebagian besar Armenia, Transkaukasus dan bagian-bagian Georgia, selain bergerak menyusuri separuh pantai laut Kaspia ke Utara. Di bawah Bani Umayyah tidak terjdi lagi gerakan-gerakan ke daerah ini tetapi usaha-usaha besar dilakukan untuk mencoba menembus Asia kecil bagian Barat dan merebut Istanbul. Setelah meninggalnya Ali maka terjadi kebiasaan Muawiyah mengirimkan suatu pasukan penyerang tiap musim panas ka Asia kecil untuk mengganggu pihak Bizantium. Namun meningkatnya kekuatan armadanya yang telah mengalahkan armada Bizantium di pantai Lycia tahun 655 mendorongnya untuk mengepung Istambul tahun 670. Namun orng-ornag Bizantium bertahan mati-matian dan dekat dengan ibu kota mereka ternyata terlalu kuat bagi tentara Islam yang sangat jauh dari basis mereka. Walau yang disebut terakhir berhasil membangun markas-markas Muslim di pulau Cyzikus di laut Marmora, dan boleh dikatakan menguasai lautan guna mengirim bala bantuan, mereka tidak mampu menembus perbentengan Istanbul. Sekitar 677 setelah beberapa kekalahan Mualiyah memutuskan untuk menghentikan usahanya dan berdamai dengan Bizantium.
Selama perang saudara kedua segala tenaga dicurahkan, tetapi menjelang 692 Abdul Malik bisa mulai menyerang lagi. Dakatakan bahwa 80.00 orang dibantu oleh 1.800 kapal mengepung ibu kota musuh selama setahun penuh dari Agustus 716 sampai Agustus 717. Namun sekali lagi terbukti terlalu kuat bagi para pengepung. Selain kekalahan-kekalahan dalam pertempuran mereka juga banyak kehilangan kapal karena tofan. Kegagalan Arab untuk mengalahkan Bizantium dalam dua kali pengepungan di Istanbul adalah kejadian-kejadian penting dalam sejarah dunia.
2.5.2    Ekspansi Timur
Perang saudara pertama telah menghentikan Ekpansi dan tidak ada kemajuan berati  sampai setelah perang saudara kedua.Begitu mekah direbut kembali dan perang berakhir, gubernur ditimur,al-Hajjaj, bia menegakan kekuasannya atas propinsi timur dan mempersiapkan penaklukan-penaklukan baru. Wakil gubernurnya di khorasan Qutaibah bin-muslim, akhirnya menyebrangi oxus dan dalam peperangan yang berlangsung dari 706 sampai 709 menundukan bukhara dan kemudian dari 710 sampai 712 Smharkhand.
Tahun 713 dia maju terus ketimur ke wilayah Fargana lembah Jaxartes tengah atau Shirdaria dan tetap disana sampai meningggalnya al-Hajjaj dalam tahun 714 menimbulkan lagi ketidakpastian tempat- tempat tersebut kebanyakan berada dalam wilayah Repoblik Sosialis Sovied Usbekistan. Sekitar waktu itu juga wakil Gubernur di Basra, Muhamad bin-qadim bergerak maju melalui Persia selatan dan Balukistan, mencapai sin tahun 711 dan Multan di Punjab selatan 713. Di Asia Tengah dua puluh tahun berikutnya terutama adalah priode kemunduran. Alasan utama adalh munculnya di dekat garis terdepan Arab suatu kekuatan Turki yang besar, kaum Turkesh, dengan pasukan berkuda yang kuat dan mobil dan tampaknya memperoleh dukungan Cina. Pada saat yang sama penduduk setempat dan pangerannya memusuhi orang-orang Arab akibat perlakuan yang kejam dan keras, dan tidak di tepatinya perjanjian-perjanjian.
Pertikaian-pertikaian antar kabila-kabilah Arab pun, seperti telah disinggung di depan, mulai timbul dalam psukan di daerah ini sehingga mengurangii  keafektifan militernya. Namun terjadi perubahan telah terbunuhnya Raja Turkesh, karena banyaknya orang kuat ini membawa keruntuhan kenegaraan Turkesh. Sementara itu Gubernur-gubernur Arab telah makin menghargai populasi-populasi lokal dan menjalin persahabatan dengan tokoh-tokoh diantara mereka. Ini memungkinkan penaklukan-penaklukan kecil selanjutnya dari kir-kira tahun 737 sampai pergolak-pergolakn dalam kerajaan Islam ekpedisi-ekpedisi keluar. Selain dari pecahnya kekuasaan Umayyah kerajaan Islam telah mencapai wilayah terjauh yang bisa di perintah dengan efektif dari Suriah atau Irak.
            Maka di Asia Tengah orang orang Umayyah tampaknya telah mencapai batas-batas yang ditetapkan oleh faktor geografis dan eknis, tetapi wilayah mereka taklukan tetap teguh beragama islam, walaupun wilayah itu jatuh kebawah kekuasaan Turki non muslm atau Mongol. Dari waktu kewaktu ada kelompok-kelompok Turki yang mengalir masuk ke tanah islam, tetapi hampir semua menjadi msli dan tidak suka berpegian jauh. Selam berabat-abat agama islam tersebar keutara dan timur di kalangan kabilah-kabilah Turki, dan bahkan menjijak kaki di Cina. Sebaliknya dianak benua India, Ekpansi islam belum mencapai batasnya.
Pada akhir abad  ke 11 las Mahmud Ghajna menyerbu ke hilir sungai Gangga sampai Benares. Satu gerak maju diakhir abad ke 12 oleh dinasti Gurid di ikuti oleh bangkitnya berbagaii kesultanan dan akhir Kemaharajaan Mogul, yang dibawah para Mogul agung Akbar sampai Aurangzeb (1556-1707) memerintah sebagian besar India. Dan ini bukan akhir dari Ekspansi, karena agama islam telah mendominasi Indonesi dan Maleysia. Namun di india barat laut, harus lebih ditekan pada faktor lain, kesulinan komunikasi daerah yang bergunung-gunung antara Persia dan India. Jarak dari pusat Khalifah dan keterbatasan komunikasi melalui pegunungan tenu saja membuat gerakan maju melintasi sungai Indus menjadi berbahaya. Ketika tidak terjadi kemajuan, pemerintahan islam telah makin mantap di wilayah-wilayah pegunungan, dan basis oprasi yang sebenarnya berada di Afganistan Timur.
            Ekspansi ke Timur dari negara Islam dibawah Bani Umayyah adalah suatu kejadian yang sangat penting dalam sejarah dunia. Ekspansi itu meletakan di bawah satu pemerintahan propinsi-propinsi yang tadinya tergabung dalam kemaharajaan Persia Achaemania di bawah Cyrus dan Darius, yang telah ditaklukan Alexander Agung, dan yang kemudiian dipersatukan lagi di bawah orang-orang Parthia dan Sasania.
Walau Asia kecil yang tidak dikuasai Persia tidak berhasil dimasukkan ke bawah Khilafah, kekurangan ini sudah sangat diimbangi oleh penaklukan-penaklukan ke Barat memasuki Afrika dan Spanyol. Wilayah yang tadinya merupakan kemaharajaan Persia adalah salah satu tempat pembibitan awal peradaban manusia. Dari sini dikembangkan kebijaksanaan dan wawasan yang terkumpul selama ribuan tahun pengalaman hidup bermasyarakat. Wilayah yang sangat luas ini berbatasan dengan dua daerah budaya besar lain yang hampir seluruhnya berdiri sendiri, India dan Cina. Komunikasi tidak lancar, dengan demikian dunia Islam sampai tingkat tertentu menjadi terbuka kepada pengaruh-pengaruh kultural dari Asia Selatan dan Timur. Pembuatan kertas dipelajari dari Cina dan berbagai tehnik-tehnik artistik dipelajari baik dari India maupun Cina.
2.5.3.   Ekspansi Ke Barat
            Dalam pemerintahan usman orang Arab  telah mencapai Tripoli di Libia. Begitu keadaan telah tenang kembali setelah perang saudara pertama maka gerak maju kebarat di mulai lagi, kini di bawah pinpinnan Qubah bin-Nafi. Dengan dukungan Beber dia mengalahkan tentara Bizantium di tempat yang sekarang di Fungisia, dan tahun 670 mendirikan Qayrawan sebagai perkemahan permanen. Dalam tahun 681, setelah sebentar di pecat , Uqbah di beri jabatan lagi dan meminpin Eksepedisi besar kebarat yang di beritakan sampai Atlantik, tetapi dalam perjalanan pulang, dengan kawalan pasukan kecil, dia di sergap oleh seorang kepala suku bernama Kusylah. Orang-orangt Berber mula-mula di bawah Kusayilah kemudian dibawah seorang wanita yang di kenal dengan Kahina atau pendeta wanita. Orang-orang Arab memproleh keuntungan dari perpecahan orang-orang Berber sehingga berhasil menghancurkan kiwalisi suku-suku yang mendukung kahina, yang di kalahkan dan di tewaskan pada tahun 702. Tanpaknya banyak  orang Berber yaga memeluk Islam dan bergabung.
            Sukses ini segera tersaingi oleh sukses lain yang lebih besar, penaklukan Spanyol. Spanyol pada saat itu dikuasai oleh Aris Tokrasi kecil Visigoths di bawah raja Roderick. Seorang Berber pembantu Musa bernama Tariq menyeberangi selat dengan 7000 orang kebanyakan orang Berber. Sementara raja Roderick sedang berada di bagian Utara, orang-orang Islam berhasil memantapkan kedudukan mereka di Algeciras. Ketika Roderick akhirnya bergerak ke Selatan untuk menghadapi orang-orang Islam, yang sekarang diprkuat dengan tambahan 5000 orang lagi dia dikalahkan dan terbunuh, (Juli 711), dan seluruh Spanyol sekarang terbuka bagi orang-orang Islam.
Pada saat penaklukan kebanyakan orang Arab adalah orang-orang kasar dari gurun yang tidak memiliki budaya lain selain syair tradisional, dan bahkan orang-orang Berber lebih kasar lagi. Tetapi dalam dua abad bahasa Arab telah menjadi wahana semua budaya warisan dari Timur Tengah termasuk unsur-unsur Yunaninya, dan tanggapan Eropa Bart terhadap kehadiran orang-orang Arab adalah suatu fakta penting dalam kebangkitan Eropa. Pendudukan Arab atas Spanyol dan Afrika Utara juga membawa atau paling tidak menyumbang pada terpecahnya laut tengah. Sebelumnya sudah terpecahnya kesatuan di laut tengah barat, walau laut tengah dikuasai Bizantium ketika penaklukan-penaklukan Arab dimulai. Walaupun orang Arab menguasai sebagian besar di pantai-pantai utara, kecuali Spanyol, mereka hanya memiliki pengaruh kecil dan sementara.

2.6       Hasil Yang Dicapai Per-Periode Serta Luas Wilayah yang Dikuasai Imperium Arab.
2.6.1.      Zaman Nabi
Bersama dengan kemenangan militer Islam menundukkan hati orang-orang Mekah. Banyak yang kemudian memeluk agama Islam termasuk juga Abu sufkian (kaum Quarisj yang terkemuka yang manantang Nabi Muhamad. Pada tahun 9 hijriah Muhamad mengadakan perjanjian-perjanjin dengan pemimpin kaum Kristen dari Al- Agabah dan suku-suku Yahudi di Aguah, Adhru dan Jarba di sebelah selatan. Pada tahun 632 M atau 10 Hijriah Nabi Muhamad menjalankan Haji. Kepergian Nabi dari Madinah ke Mekah adalah yang terakhir kalinya bersama-sama Muhamad berkumpullah 124000 manusia yang menjalankan kewajiban suci. Tibalah waktunya bagi Muhamad untuk mengundurkan diri. Ia telah menunaikan tugasnya dengan sempurna. Turunlah ayat yang berarti sebagai berikut…. Pada hari ini (Arrafah) Aku sempurnakan agamamu dan aku cukupkan nikmatku bagimu (Surah 5 ayat 3). Sekembali Nabi dari Mekah di Madinah pada bulan Safar Ia jatuh sakit. Pimpinan tentara yang dikirimkannya ke batas-batas Siriah di serahkan kepada Usman bin Zaid. Kekuatan Nabi semakin berkurang dan akhirnya pada hari senin bulan Rabi’ulawwal tahun 11 Hijriah pada waktu Ia berusia 63 tahun wafatlah Nabi Muhammad SAW.
2.6.2        Zaman 4 Khalif
2.6.2.1. Abu Bakar
Abu Bakar hanya memerintah 2 tahun lamanya. Setelah menunjuk gantinya dengan persetujuan pembesar dan sahabatnya yaitu Umar, maka pada tahun 634 Abu Bakar mangkat. Jasa-jasa yang perlu dicatat adalah:
1. Mengumpulkan surat-surat Al-Quran.
2. Expansi ke Mesopotamia.
3. Pemberantasan Nabi-nabi palsu: Tulaiha, Musailimah.


Wilayah yang pernah di kuasai oleh Abu Bakar yaitu Irak bagian Selatan, Syria.
2.6.2.2. Umar
Wilayah kekuasaannya meliputi Mesir, Byzantium bagian Barat Barat, Afrika Utara, Berber di Tripoli. Kini daerah Islam meliputi daerah yang dibatasi oleh Tripoli di sebelah Barat dan India di sebelah Timur.
2.6.2.3  Usman
Usman masih melanjutkan masa pemerintahan Umar yang pada akhirnya Usman terbunuh oleh tusukan seorang pembunuh yang beragama Islam. Darahnya mengalir dari badannya dan membasahi kitab Al-Quran yang ketika itu sedang dibacanya. Wilayah yang dikuasainya seperti Azerbaijan, sebagian besar Armenia, Transkaukasus dan bagian-bagian Georgia, selain bergerak menyusuri separuh pantai laut Kaspia ke Utara.
2.6.2.4. Ali     
Ketika Usman dibunuh, pada saat itu juga ‘Ali menerima sumpah setia dari rakyat di dalam Masjid sebagai Khalifah. Kejadian tersebut berarti penguasaan daerah Islam terpaksa terhenti unutk waktu tertentu. Dalam perlawanan terhadap Mu’awijjah dari kaum Umayah. Ali didukung oleh pengikut-pengikutnya yang disebut Syi’ah yang berarti partai dari keluarga Ali. Pada dasarnya Ali, Umar, dan Usman masih melanjutkan masa pemerintahan Abu Bakar.
2.6.3.      Zaman Umayyah
Menurut Hitti, seperti halnya setiap puncat gelombang akan berhenti pada sebuah titik mati, demikian pula halnya gelombang tentara yang berpusat di negeri Arab dan mengalir ke barat dan timur, akhirnya datang juga sebuah titik mati. Meskipun demikian dalam seratus tahun sesudah Muhammad wafat daerah islam mencapai luas yang dibatasi oleh teluk Biscaye disebelah barat dan sungai Indus disebelah timur, serta danau Aral dan batas Tiongkok disebelah utara dan diselatan meliputi daerah Afrika utara dan Jasira Arab. Daerah yang sangat luas itu diperintah oleh para Khalifa turun temurun dari kaum Umayyah sampai tahun 750 M. Ketika di Asia Tengah orang orang Umayyah tampaknya telah mencapai batas-batas yang ditetapkan oleh faktor geografis dan eknis, tetapi wilayah mereka taklukan tetap teguh beragama islam, walaupun wilayah itu jatuh kebawah kekuasaan Turki non muslm atau Mongol. Dari waktu kewaktu ada kelompok-kelompok Turki yang mengalir masuk ke tanah islam, tetapi hampir semua menjadi msli dan tidak suka berpegian jauh. Selam berabat-abat agama islam tersebar keutara dan timur di kalangan kabilah-kabilah Turki, dan bahkan menjijak kaki di Cina. Sebaliknya dianak benua India, Ekpansi islam belum mencapai batasnya.
2.6.4.      Zaman Abbasiyyah
Pada pemerintahan dinasti Abbasiyah ini, berbeda dari daulau bani Umayyah, bahkan Khalifah-khalifa Abbasiyah memakai " gelar tahta". Dengan gelar ini lebih populer dari nama yng sebenarnya.  Dalam bidang pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua tingkat yaitu : 
1.        Maktab atau kutup yaitu lembaga pendidikan terendah tempat anak-anak mengenal pendidikan dasar.
2.        Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya pergi keluar daerah.
Pada masa pemerintahan, masing – masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada masing – masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Wilayah yang dikuasai pada zaman Abbasiyyah seperti Bagdad(tempat bermula dari zaman Abbasiyyah), Turki, Persia.
2.7       Faktor-Faktor Yang Mendorong Jalannya Expansi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Expansi di Arab dimulai dari Barat, Timur, dan Utara secara berperiode yaitu dari periode Zaman Nabi, Zaman 4 Kahlif seperti Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.
Beberapa faktor yang terkait dalam ekspansi itu seperti habisnya kekuasaan Bizantium dan Persia dan kekosongan kekuasaan yang mengikutinya, kualitas pejuang-pejuang Arab dari gurun, dan barangkali jumlah orang Berber, penyatuan Arab melalui agama Islam: keterampilan administratip para saudagar Mekah dan tempat-tempat lain.


DAFTAR PUSTAKA

K. Hitti, Phlilip.1969. Dunia Arab. Jakarta: Serambi.
Subardi, dkk.,1961. Pengantar Sejarah dan Ajaran Islam. Jakarta : Gonaco N.V
Watt, W. Montgomery.1990. Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Jogjakarta: PT. Tiara Wacana.